Jumat, 02 Juli 2010

TUGAS PARASITOLOGI : RHIZOPODA

Entamoeba histolytica

A. SEJARAH
Amebiasis sebagai penyakit disentri yang dapat menyebabkan kematian di kenal sejak 460 tahun sebelum masehi oleh Hippocrates. Parasitnya, yaitu Entamoeba histolytica pertama kali ditemukan oleh losch (tahun 1875) dari tinja disentri seorang penderita di Leningrad, rusia. Pada autopsy, Losch menemukan Entamoeba histolytica staduim trofozoid dalam ulkus usus besar, tetapi ia tidak mengetahui hubungan kausal antara parasit dengan kelainan ulkus tersebut.
Pada tahun 1893 Quinche dan Roos menemukan Entamoeba histolytica stadium kista, sedangkan Schaudinn (1903) memberi nama spesis Entamoeba histolytica dan membedakannya dengan ameba yang juga hidup dalam usus besar yaitu Entamoeba coli.

B. HOSPES DAN NAMA PENYAKIT
Manusia merupakan satu-satunya hospes parasit ini. Penyakit yang disebabkannya yaitu amebiasis.

C. DISTRIBUSI GEOGRAFIK
Amebiasis terdapat diseluruh dunia (kosmolipid) terutama di daerah tropik dan daerah beriklim sedang.

D. MORFOLOGI DAN DAUR HIDUP
Dalam daur hidupnya, E. histolytica mempunyai 2 stadium, yaitu : trofozoit dan kista. Bila kista matang tertelan, kista tersebut tiba di lambung masih dalam keadaan utuh karena dinding kista tahan terhadap asam lambung. Dirongga terminal usus halus, dinding kista dicernakan, terjadi ekskistasi dan keluarlah stadium trofozoid masuk ke rongga usus besar. Dari 1 kista yang mengandung 4 buah inti, akan terbentuk 8 buah trofozoid. Stadium trofozoid berukuran 10-60 mikron (sel darah merah 7 mikron); mempunyai inti entameba yang terdapat di endoplasma. Ektoplasma bening homogen terdapat dibagian tepi sel, dapat dilihat dengan nyata. Pseudopodium yang dibentuk dari ektoplasma, besar dan lebar seperti daun, dibentuk dengan mendadak, pergerakannya cepat dan menuju suatu arah (linier). Endoplasma berbutir halus, biasanya mengandung bakteri atau sisa makanan. Bila ditemukan sel darah merah disebut erythrophagocytosis yang merupakan tanda patonomonik infeksi E. histolytica.
Stadium trofozoit dapat bersfat patogen dan menginvasi jaringan usus besar. Dengan aliran darah, meyebar ke jaringan hati, paru, otak, kulit dan vagina. Hal tersebut disebabkan sifatnya yang dapat merusak jeringan sesuai dengan nama spesiesnya E. histolyca (histo= jeringan, lisis= hancur). Stadium trofozoid berkembang biak secara belah pasang. Di dalam rongga usus besar, stadium trofozoiddapat berubah stadium precyst yng berinti satu (enkistasi), kemudian memblah mnjdi berinti 2, dan akhirnya berinti 4 yng dikluarkan bersama tinja.
Stadium kista dibentuk dari stadium trofozoid yang berada di rongga usus besar. Uuran kista 10-20 mikron, berbntuk bulat atau lonjong, mempunyai dinding kista dan terdapat inti entameba. Dalam tinja stadium ini biasanya berinti 1 atau 4, kdang-kadng terdapat yg berinti 2. Di endoplsma terdapat benda kromatid yang besar yang hinggap sebagai makanan cadngn, karena itu terdapat pada kista muda.
Pada kista matang, benda kromatoid dan vakuol glikogen biasanya tidak ada lagi. Stadium kista tidak patogen, tetapi merupakan stadium yang infektif.
Dengan adanya dinding kista, stadium kista dapat bertahan terhadap pengaruh buruk diluar badan manusia. Infeksi terjadi dngan menelan kista matang. Sebanyak 90% individu yng terinfeksi E. histolytica tidak memprlhatkan gjala klinis dan hospes mengelminasi prasit tanpa adanya penyakit. Stadium trofozoid memasuki submukosa dengan menembus lapisan muskularis mukosae, bersarang di submukosa dan membuat kerusakan yang lebih luas daripada di mukosa usus. Akibatnya terjadi luka yng disebut ulkus ameba. Proses yng terjadi terutama nekrosis dngan lisis sel jrngan (histolisis). Bila terjadi infeksi sekunder, terjadlah proses peradangan.

E. PATOLOGI DAN GEJALA KLINIS
Masa inkubasi bervariasi, dari beberapa hari sampai beberapa bulan atau tahun, teteapi secara umum berkisar antara 1 sampai 4 minggu. Sebanyak 90% individu yng terinfeksi E. histolyca tidak memperlihatkan gejala klinis dan hospes mengelminasi parasit tanpa adanya penyakit. Stadium trofozoid memasuki submukosa dengan menembus lapisan muskularis mukosae, bersarang di submukosa dan membuat kerusakan yang lebih luas daripada di mukosa usus. Akibatnya terjadi luka yng disebut ulkus ameba. Proses yng terjadi terutama nekrosis dngan lisis sel jrngan (histolisis). Bila terjadi infeksi sekunder, terjadlah proses peradangan.
Bentuk klinisyang dikenal adalah :
1. Amebiasis intensial (amebiasis usus, amebiasisi kolon) terdiri atas:
(a) Ameniasis kolon akut
Gejala klinis yang biasa ditemukan hádala nyeri perut dan diare yang dapat berupa tinja cair, tinja berlendir atau tinja berdarah. Frekuensi diare dapat mencapai 10 x perhari. Demam dapat ditemukan pada sepertiga penderita. Pasien terkadang tidak napsu makan sehingga berat badannya dapat menurun. Pada stadiun akut ditinja dapat ditemukannya darah, dengan sedikit leukosit serta satdiun trofozoid E. Histolytica.
Diare yang disebabkan E. Histolytica secara klinis sulit dibedakan dengan diare yang disebabkan bakteri (Shigella, Salmonella, Escherichia coli, Campylobacter) yang sering ditemukan didaerah tropik. Selain itu juga harus dibedakan dengan noninfectious diare seperti ischemic cilitis, inflammatory bowrl disease, diverticulitis, karena pada amebiasis intestinalis penderita biasanya tidak demam.
(b) Amebiasis kolon menahun
Amebiasis kolon menahun mempunyai gejala yang tidak begitu jelas. Biasanya terdapat gejala usus yang ringan, antara lain rasa tidak enak di perut, diare yang diselingi obstipasi (sembelit). Gejala tersebut dapat diikuti oleh reaktivasi gejala akut secara periodik. Dasar penyakit ialah radang usus besar dengan ulkus menggaung, disebut juga kolitis ulserosa amenik.
Pada pemeriksaan tinja segar, stadium trofozoid E. histolytica sulit ditemukan, karena sebagian besar parasit sudah masuk kejaringan usus. Karena itu dilakukan uji serologi untuk menemukan zat anti ameba atau atigen E. Histolytica. Sensitivitas uji serologi zat anti mencapai 75%, sedangkan deteksi antigen mencapai 90% untuk mendiagnosis amebiasis menahun. Pemeriksaan biopsi kolon hasilnya sangat bervaraiasi, dapat ditemukan penebalan mukosa yang non-spesifik tanpa atau dengan ulkus, ulserasi fokal dengan atau tanpa E. Histolytica, ulkus klasik yamg berbentuk seperti botol (flaskshaped appearance), nekrosis dan perforasi dinding usus.
Predileksi terutama didaerah apendiks atau sekum, jarang sekali ditemukan di sigmoid. Komplikasi ameniasis intestinal dapat berupa acute necrotizing colitis,toxic megacolon, ameboma, amebiasis kutis dan ulkus perianal yang dapat membentuk fistula. Penderita dengan acute necrotizing colitis sangat jarang ditemukan, tetapi angka kematian mencapai 50%.

F. DIAGNOSIS

Diagnosis yang akurat merupakan hal yang Sangat penting, karena 90% penderita asimtomatik E. Histolytica dapat menjadi sumber infeksi bagi sekitarnya.
1. Pemeriksaan mikroskopik
2. Pemeriksaan serologi untuk mendeteksi antibodi
3. Deteksi antigen
4. Polymerase chain reaction (PCR)

G. PENGOBATAN
Pengobatan yang diberikan pada penderita yang invasif berbeda dengan non-invasif. Pada penderita amebiasis non-invasif dapat diberikan paromomisin. Pada penderita amebiasis invasif terutama diberikan golongan nitroimidazol yaitu metronidazol. Obat lainnya yaitu tinidazol, seknidazol dan ornidazol. Pada penderita dengan fulmint colitis, dapat diotambahkan pemberian antibiotik spektrum luas. Setelah pemberian nitroimidazol sebaiknya diikuti dengan pemberian paromomisin atau diloksanid furoat.
Obat amebisid dapat dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu:
A. Obat yang bekerja pada lumen usus
Merupakan obat yang tidak diabsorpsi dengan baik dalam usus, sehingga dapat membunuh stadium trofozoid dan kista yang berada dalam lumen usus.
1. Paromomisin (humatin)
Merupakan antibiotic golongan aminoglikosida yang tidak diabsorbsi dalam lumen usus. Obat tersebut hanya membunuh stadium yang berada dalam lumen usus.
2. Diloksanid furoat (furamid, entamizol)
Merupakan obat pilihan untuk E. histolyca yang berada dalam lumen. Efek samping yang sering ditemukan adalah kembung.
3. Iodoquinol (Iodoksin)
Termasuk golongan hidroksikuinolin. Tidak boleh diberikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.

B. Obat yang bekerja pada jaringan
1. Emetin hidroklorida
Obat ini berkhasiat terhadap stadium trofozoid E. histolyca. Pemberian emetin ini hanya efektif bila diberikan secara parental, karena pada pemberian secara oral absorpsinya tidak sempurna. Toksisitasnya relatif tinggi, terutama terhadap otot jantung. Dosis maksimum untuk orang dewasa adalah 65 mg sehari, sedangkan untuk anak di bawah 8 tahun, 10 mg sehari. Lama pengobatan 4 sampai 6 hari. Pada orang tua dan orang sakit berat, dosis harus dikurangi. Emetin tidak dianjurkan pada wanita hamil, pada penderita dengan gangguan jantung dan ginjal. Dehidroemetin relatif kurang toksik dibandingkan dengan emetin dan dapat diberikan secara oral. Dosis maksimum adalah 0,1 gram sehari, diberikan selama 4 sampai 6 hari. Emetin dan dehidroemetin efektif untuk pengobatan abses hati (amebiasis hati).

2. Metronidazol (golongan nitroimidazol)
Metronidazol merupakan obat pilihan untuk amebiasis koli atau abses hati ameba, karena efektif terhadap stadium trofozoid dalam dinding usus dan jaringan. Obat ini tidak membunuh stadium kista.

3. Klorokuin
Merupakan amebisid jaringan yang efektif terhadap amebiasis hati. Efek samping dan toksisitasnya ringan, antara lain mual, muntah, diare, sakit kepala. Efek samping dan efek toksiknya bersifat ringan, antara lain mual, muntah, diare, sakit kepala. Dosis untuk orang dewasa adalah 1 gram sehari selama 2 hari, kemudian 500 mg sehari selama 2 sampai 3 minggu. Obat ini juga efektif terhadap amebiasis hati.

H. EPIDEMIOLOGI
Amebiasis terdapat di seluruh dunia. Pravelensi tertinggi terutama di daerah-daerah tropik dan subtropik, khususnya di negara yang keadaan sanitasi lingkungan dan keadaan sosio-ekonominya buruk. Penelitian epidemiologi memperlihatkan bahwa rendahnya status sosial ekonomi dan kurangnya sanitasi merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya infeksi. Amebiasis ditularkan oleh pengandung kista. Stadium kista matang adalah bentuk infektif. Seorang pengandung kista yang menyajikan makanan (food handler) bila hygene perorang kurang baik dapat merupakan sumber infeksi. Sayuran yang ditanam dengan menggunakan tinja manusia sebagai pupuk, bila tinja tersebut mengandung kista maka sayuran akan terkontaminasi.

I. PENCEGAHAN
Pencegahan amebiasis terutama ditunjukkan pada kebersihan perseorngan (personal hygiene) dan kebersihan lingkungan (environmental sanitation). Kebersihan perorangan antara lain dengan mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar dan sebelum makan. Kebersihan lingkunagn mencakup: masak air minum sampai mendidih sebelum diminum, mencuci sayuran sampai bersih atau memasaknya sebelum dimakan, buang air besar di jamban, tidak menggunakan tinja manusia untuk pupuk, ditutup dengan baik makanan yang dihidangkan untuk menghindari kontaminasi lalat dan lipas, membuang sampah pada tempat sampah yang tertutup.

ASUHAN KEPERAWATAN KEKURANGAN NUTRISI

KAJIAN TEORITIS
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONKIAL
Konsep Dasar Asma Bronkial
Pengertian
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibledimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanyapenyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan ( The American Thoracic Society ).
Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe,
yaitu :
1. Ekstrinsik (alergik)
Ditandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang Spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotic dan aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap alergi. Oleh karena itu jika ada faktor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas, maka akan terjadi serangan asma ekstrinsik.
2. Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis kronik dan emfisema. Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk
alergik dan non-alergik.
Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial
a. Faktor predisposisi
o Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
b. Faktor presipitasi
o Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan
ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi
2. Ingestan, yang masuk melalui mulut
ex: makanan dan obat-obatan
3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
ex: perhiasan, logam dan jam tangan
Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim,seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan debu.
Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
Patofisiologi
Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda-benda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody Ig E abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila reaksi dengan antigen spesifikasinya.
Pada asma, antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus kecil. Bila seseorang menghirup alergen maka antibody Ig E orang tersebut meningkat, alergen bereaksi dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan mengeluarkan berbagai macam zat, diantaranya histamin, zat anafilaksis yang bereaksi lambat (yang merupakan leukotrient), faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. Efek gabungan dari semua faktor-faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding bronkhioulus kecil maupun sekresi mucus yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat meningkat.
Pada asma , diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar bronkiolus. Karena bronkiolus sudah tersumbat sebagian, maka sumbatan selanjutnya adalah akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi. Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat, tetapi sekali-kali melakukan ekspirasi. Hal ini menyebabkan dispnea. Kapasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari paru. Hal ini bisa menyebabkan barrel chest.
Manifestasi Klinik
Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu pernafasan bekerja dengan keras.
Gejala klasik dari asma bronkial ini adalah sesak nafas, mengi ( whezing ),batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada. Gejala-gejala tersebut tidak selalu dijumpai bersamaan.
Pada serangan asma yang lebih berat , gejala-gejala yang timbul makin banyak, antara lain : silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hyperinflasi dada,tachicardi dan pernafasan cepat dangkal . Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari.
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:
Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal eosinopil.
Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.
Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus plug.
2. Pemeriksaan darah
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diafragma yang menurun.Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
Bila disertai dengan bronkitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah.
Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin bertambah.
Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneumotoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru.
2. Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
3. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian, dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :
perubahan aksis jantung, yakni pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation.
Terdapatnya tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB ( Right bundle branch block).
Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative.
4. Scanning paru
Dengan scanning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.
5. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara yang paling cepat dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebulizer) golongan adrenergik.
Peningkatan FEV1 atau FVC sebanyak lebih dari 20% menunjukkan diagnosis asma. Tidak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari 20%. Pemeriksaan spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. Benyak penderita tanpa keluhan tetapi pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.
Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :
1. Status asmatikus
2. Atelektasis
3. Hipoksemia
4. Pneumothoraks
5. Emfisema
6. Deformitas thoraks
7. Gagal nafas
Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segara.
2. Mengenal dan menghindari fakto-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan penngobatan yang diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnnya. Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
1. Pengobatan non farmakologik:
Memberikan penyuluhan
Menghindari faktor pencetus
Pemberian cairan
Fisiotherapy
Beri O2 bila perlu.
2. Pengobatan farmakologik :
Bronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan :
a. Simpatomimetik/ andrenergik (Adrenalin dan efedrin)
Nama obat :
- Orsiprenalin (Alupent)
- Fenoterol (berotec)
- Terbutalin (bricasma)
Obat-obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet, sirup,suntikan dan semprotan. Yang berupa semprotan: MDI (Metered dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup Ventolin Diskhaler dan Bricasma Turbuhaler) atau cairan broncodilator (Alupent,Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel-partikel yang sangat halus ) untuk selanjutnya dihirup.
b. Santin (teofilin)
Nama obat :
- Aminofilin (Amicam supp)
- Aminofilin (Euphilin Retard)
- Teofilin (Amilex)
Efek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik, tetapi cara kerjanya berbeda. Sehingga bila kedua obat ini dikombinasikan efeknya saling memperkuat.
Cara pemakaian : Bentuk suntikan teofillin / aminofilin dipakai pada serangan asma akut, dan disuntikan perlahan-lahan langsung ke pembuluh darah. Karena sering merangsang lambung bentuk tablet atau
sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. Itulah sebabnya penderita
yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat
ini.
Teofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang cara emakaiannya
dimasukkan ke dalam anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya muntah atau lambungnya kering).
Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pencegah serangan asma. Manfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anakanak.Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang
lain, dan efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
Ketolifen
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin. Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungnan obat ini adalah dapat diberika secara oral.
Asuhan Keperawatan Asma Bronkial
Pengkajian
Hal-hal yang perlu dikaji pada pasien asma adalah sebagai berikut:
a. Riwayat kesehatan yang lalu:
Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.
Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/ faktor lingkungan.
Kaji riwayat pekerjaan pasien.
b. Aktivitas
Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.
Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Tidur dalam posisi duduk tinggi.
c. Pernapasan
Dipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
Napas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur.
Menggunakan obat bantu pernapasan, misalnya: meninggikan bahu, melebarkan hidung.
Adanya bunyi napas mengi.
Adanya batuk berulang.
d. Sirkulasi
Adanya peningkatan tekanan darah.
Adanya peningkatan frekuensi jantung.
Warna kulit atau membran mukosa normal/ abu-abu/ sianosis.
Kemerahan atau berkeringat.
e. Integritas ego
Ansietas
Ketakutan
Peka rangsangan
Gelisah
f. Asupan nutrisi
Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.
Penurunan berat badan karena anoreksia.
g. Hubungan sosal
Keterbatasan mobilitas fisik.
Susah bicara atau bicara terbata-bata.
Adanya ketergantungan pada orang lain.
h. Seksualitas
Penurunan libido
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 : Tak efektif bersihan jalan nafas b/d bronkospasme.
Hasil yang diharapkan: mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi bersih dan
jelas.
NO INTERVENSI RASIONAL
1
2
3
4
5
6
7 Mandiri
Auskultasi bunyi nafas, catat
adanya bunyi nafas, ex: mengi
Kaji / pantau frekuensi
pernafasan, catat rasio inspirasi /
ekspirasi.
Catat adanya derajat dispnea,
ansietas, distress pernafasan,
penggunaan obat bantu.
Tempatkan posisi yang nyaman
pada pasien, contoh :
meninggikan kepala tempat tidur,
duduk pada sandara tempat tidur
Pertahankan polusi lingkungan
minimum, contoh: debu, asap dll
Tingkatkan masukan cairan
sampai dengan 3000 ml/ hari
sesuai toleransi jantung
memberikan air hangat.
Kolaborasi
Berikan obat sesuai dengan
indikasi bronkodilator. Beberapa derajat spasme
bronkus terjadi dengan
obstruksi jalan nafas dan
dapat/tidak dimanifestasikan
adanya nafas advertisius.
Tachipnea biasanya ada pada
beberapa derajat dan dapat
ditemukan pada penerimaan
atau selama stress/ adanya
proses infeksi akut.
Disfungsi pernafasan adalah
variable yang tergantung pada
tahap proses akut yang
menimbulkan perawatan di
rumah sakit.
Peninggian kepala tempat
tidur memudahkan fungsi
pernafasan dengan
menggunakan gravitasi.
Pencetus tipe alergi
pernafasan dapat mentriger
episode akut.
Hidrasi membantu
menurunkan kekentalan
sekret, penggunaan cairan
hangat dapat menurunkan
kekentalan sekret,
penggunaan cairan hangat
dapat menurunkan spasme
bronkus.
Merelaksasikan otot halus dan
menurunkan spasme jalan
nafas, mengi, dan produksi
mukosa.
Diagnosa 2 : Kerusakan pertukaran gas b/d gangguan suplai oksigen
(spasme bronkus)
Hasil yang diharapkan ; perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan edukuat.
NO INTERVENSI RASIONAL
1
2
3
4 Mandiri
Kaji/awasi secara rutin kulit
dan membrane mukosa.
Palpasi fremitus
Awasi tanda vital dan irama
jantung
kolaborasi
Berikan oksigen tambahan
sesuai dengan indikasi hasil
AGDA dan toleransi pasien. Sianosis mungkin perifer
atau sentral keabu-abuan
dan sianosis sentral mengindikasi
kan beratnya
hipoksemia.
Penurunan getaran vibrasi
diduga adanya pengumplan
cairan/udara.
Tachicardi, disritmia, dan
perubahan tekanan darah
dapat menunjukan efek
hipoksemia sistemik pada
fungsi jantung.
Dapat memperbaiki atau
mencegah memburuknya
hipoksia.
Diognasa 3: Risiko tinggi terhadap infeksi b/d tidak adekuat imunitas.
Hasil yang diharapkan :
- mengidentifikasikan intervensi untuk mencegah atau menurunkan resiko
infeksi.
- Perubahan ola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang nyaman.
NO INTERVENSI RASIONALISASI
1
2
3 Mandiri
Awasi suhu.
Diskusikan kebutuhan nutrisi
adekuat
k
kolaborasi
Dapatkan specimen sputum
dengan batuk atau pengisapan
untuk pewarnaan
gram,kultur/sensitifitas. Demam dapat terjadi karena
infeksi dan atau dehidrasi.
Malnutrisi dapat mempengaruhi
kesehatan umum
dan menurunkan tahanan
terhadap infeksi
untuk mengidentifikasi
organisme penyabab dan
kerentanan terhadap
berbagai anti microbial
Diagnosa 4: Kurang pengetahuan b/d kurang informasi ;salah mengerti.
Hasil yang diharapkan :
menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan.
NO INTERVENSI RASIONALISASI
1
2
3 Jelaskan tentang penyakit
individu
Diskusikan obat pernafasan,
efek samping dan reaksi yang
tidak diinginkan.
Tunjukkan tehnik penggunaan
inhakler. Menurunkan ansietas dan dapat
menimbulkan perbaikan
partisipasi pada rencana
pengobatan.
Penting bagi pasien memahami
perbedaan antara efek samping
mengganggu dan merugikan.
Pemberian obat yang tepat
meningkatkan keefektifanya.
Diposkan oleh aRtiKeL di 12:15
0 komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih Baru Beranda
Langgan: Poskan Komentar (Atom)


Ada kesalahan di dalam gadget ini

our blog

bELum adA jUDuL
PROFESI KEPERAWATAN SAAT INI
1 tahun yang lalu

Kumpulan Askep
Asuhan keperawatan pada anak dengan Atrium Septal Defek (ASD)
2 tahun yang lalu

menerut anda siapa yang berhak menjadi ketua BEM

Arsip Blog
• ► 2009 (1)
o ► Januari (1)
 saat - saat di negeri kedung cinet
• ▼ 2008 (1)
o ▼ September (1)
 askep asma bronkial

Mengenai Saya
aRtiKeL
Lihat profil lengkapku

Health And Happiness Tips

METODE-METODE PSIKOLOGI

A. Pengertian
Ditinjau dari segi Ilmu Bahasa, Psikologi berasal dari perkataan Psyche (Jiwa) dan Logos (Ilmu/Ilmu Pengetahuan). Jadi Psikologi diarikan sebagai Ilmu Pengetahuan tentang jiwa atau disingkat jadi Ilmu Jiwa.
Pengertian Psikologi Menurut Para Ahli :
• Menurut Wundt (Iih. Devidoff, 1981) Psikologi itu Merupakan Ilmu tentang kesadaran manusia ( the science of human consciousness).
• Menurut Kulpe yang dimaksud psikologi adalah ilmu mengenai fakta-fakta dari pengalaman yang bergantung pada pengalaman pribadi.
• Menurut William James psikologi merupakan ilmu tentang mental life, mencakup baik fenomenanya maupun kondisinya.
• Menurut Woodworth dan Marquis (1957) mengajukan pendapat bahwa Psikologi Merupakan Ilmu tentang Aktivitas-aktivitas individu
• Menurut Branca (1964) Psikologi adalah Ilmu tentang Prilaku (dalam bukunya yang berjudul Psychology: The science of Behaviour).
• Senada dengan Branca, Morgan, dkk.(1984:4) mengatakan bahwa Psychology is the science of human and animal behavior. Namun penerapan dari ilmu itu adalah pada manusia.
• Sartain, dkk. (1976:19) menyatakan bahwa Psikologi itu merupakan the science of human behavior. Tetapi para ahli psikologi ini juga mempelajari prilaku hewan dan dari hasil penelitian tersebut mungkin dapat berguna untuk mengerti tenteng keadaan manusia.
Apabila ditelaah pendafat dari Woodworth dan Marquis, Branca, Morgan dan Sartain, kiranya menunjukan keadaan yang senada. Dengan demikian maka timbulah pertanyaan, manakah yang merupakan definisi yang tepat. Untuk memberikan jawaban atas pertanyaan ini merupakan hal yang sulit karena definisi-definisi diatas bisa tepat bagi seseorang, tetapi bisa tidak tepat bagi orang atau ahli lain.
Perbedaan Psikologi dan Ilmu Jiwa
Ada yang berpendapat bahwa Psikologi dan Ilmu Jiwa adalah berbeda. Perbedaan Pandangan Psikologi dan Ilmu Jiwa bukanlah merupakan hal yang baru dalam lapangan ilmu lebih-lebih dalam lapangan Ilmu Sosial. Masing-masing ahli mempunyai sudut pandang sendiri-sendiri mana yang dianggap penting, sehingga akan berbeda dalam melatakan titik beratnya. Walau ditinjau dari kata kedua istilah itu sama namun Psikologi dan Ilmu Jiwa itu akan terliha beda, seperti halnya yang di kemukakan oleh Gerungan:
• Ilmu Jiwa itu merupakan istilah bahasa Indonesia sehari-hari dan yang dikenal tiap-tiap orang. Sedangkan kata psikologi itu merupakan suatu istilah “Ilmu Pengetahuan” suatu istilah scientific, ilmu jiwa yang bercorak ilmiah tertentu.
• Ilmu jiwa di pergunakan dalam arti yang lebih luas daripada istilah Psikologi.
• Ilmu jiwa meliputi segala pemikiran, pengetahuan, tanggapan, tetapi juga segala khayalan dan spekulasi mengenai jiwa itu. Sedangka psikologi meliputi ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah yang memenuhi syarat-syaratnya yang dimufakati sarjana-sarjana psikologi pada zaman sekarang ini.
• Istilah ilmu jiwa menunjukan kepada ilmu jiwa pada umumnya, sedangkan istilah psikologi menunjukan ilmu jiwa yang ilmiah menurut norma-norma ilmiah modern.
Dengan demikian kiranya agak jelas bahwa apa saja yang disebut ilmu jiwa itu belum tentulah”Psikologi” tetapi psikologi itu senantiasa juga ilmu jiwa (Gerungan, 1966:6).
B. Kedudukan Psikologi dalam Sistematika Ilmu
Ditinjau dari sejarah dapat dikemukakan bahwa ilmu yang tertua adalah ilmu Filsafat. Ilmu-ilmu yang lain tergabung dalam filsafat karena filsafat merupakan ilmu satu-satunya pada waktu itu. Karena ilmu-ilmu yang tergabung dalam ilmu filsafat akan dipengaruhi olenh sifat sifat dari filsafat. Demikian pula halnya dengan psikologi.
Psikologi ahirnya memisahkan diri dan berdiri sendiri sebagai ilmu yang mandiri. Hal ini adalah jasa dari Wilhelm Wundt yang mendirikan laboratorium psikologi yang pertama pada tahun 1879 di Leipzig untuk meneliti peristiwa-peristiwa kejiwaan secara eksperimental.
Wundt sebenarnya bukan seorang ahli dalam bidang psikologi melainkan seorang Fisiolog, akan tetapi beliau mempunyai pandangan bahwa fisiologi dapat di pandang sebagai ilmu pembantu dari Ilmu Psikologi, dan Psikologi haruslah berdiri sendiri sebagai suatu ilmu Pengetahuan yang tidak tegabung atau tergantung kepada ilmu-ilmu lain.
C. Metode-metode dalam Psikologi
Metode tertua yang digunakan dalam lapangan psikologi ialah Spekulasi. Akan tetapi akibat perkembangan ilmu perkembangan pada umumnya dan psikologi pada khususnya akhirnya metode ini ditinggalkan dan dirintislah metode baru yang didasarkan atas pengalaman-pengalaman (Empiris). Pada dasarnya metode penelitian dapat dibedakan atas 2 bagian besar yaitu Metode Longitudinal dan Metode Crossectional.
a. Metode Longitudinal
Metode ini merupakan metode penelitian yang membutuhkan waktu yang relative lama untuk mencapai suatu hasil penelitian. Dengan metode ini penelitian dilakukan hari demi hari, bulan demi bulan bahkan mungkin tahun demi tahun. Karena itu apabila dilihat dari segi perjalanan penelitisn ini adalah secara vertikal.
b. Metode Cross-sectional
merupakan suatu metode penelitian yang tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama didalam melakukan penelitian. Dengan metode ini dalam waktu yang relatif singkat dapat disimpulkan bahan yang banyak. Jadi kalau dillihat dari jalannya metode ini merupakan penelitian Horisontal.
Untuk lebih terperinci dapat di kemukakan metode-metode yang digunakan dalam lapangan psikologi sebagai berikut:
1) Metode Introspeksi
Introspeksi adalah Melihat kedalam (intro = kedalam dan speksi =melihat). Metode ini merupakan suatu metode penelitian dengan melihat peristiwa-peristiwa kedalam dirinya sendiri.
2) Metode Introspeksi eksperimental
Metode ini merupakan metode penggabungan dari introspeksi dengan eksperimen. Dengan jalan eksperimen, maka sipat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode introspeksi murni hanya dari penelitian yang menjadi objek. Tetapi pada introspeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang orang yang dieksperimentasi itu.
3) Metode Ekstropeksi
Artinya Melihat Keluar. Metode ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan yang terdapat pada metode introspeksi. Pada metode ekstropeksi subjek penelitian bukan dirinya sendiri tetapi orang lain. Dengan demikian diharapkan adanya sipat yang objektif dalam penelitian itu.
4) Metode Kuesioner
Kuesioner sering pula disebut angket merupakan metode penelitian dengan menggunakan saftar pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh orang yang menjadi subjek dari penelitian tersebut
5) Metode Interview
Merupakan metode penelitian dengan menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan sevara lisan.
6) Metode Biografi
Merupakan metode tulisan tentang kehidupan seseorang yang merupakan riwayat hidup. Dalam biografi, orang menguraikan tentang keadaan, sikap-sikap ataupun sifat-sifat lain mengenai orang yang bersangkutan.
7) Metode Analisis Karya
Merupakan suatu metode penelitian yang dengan mengadakan analisis dari hasil karya.
8 ) Metode Klinis
Metode ini mula-mula timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang orang yang jiwanya terganggu (abnormal)
9) Metode Testing
Merupakan metode penelitian yang menggunakan soal-soal, pertanyaan-pertanyaan, atau tugas lain yang telah distandarisasikan.
10) Metode Statistik
Pada umumnya metode ini digunakan untuk mengadakan penganalisisan terhadap materi atau data yang telah dikumpulkan dalam suatu penelitian

Kamis, 01 Juli 2010

OBSERVASI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Fungsi utama Lembaga Pendidikan dan Tenaga Pendidikan (LPTK) adalah menyelenggarakan pendidikan prajabatan bagi tenaga pendidikan. Pendidikan prajabatan tersebut bertujuan untuk mengahasilkan lulusan yang mampu melaksanakan tugas-tugas kependidikan dan keguruan secara mandiri sebagai tenaga profesional setelah lulusan tersebut bekerja sebagai tenaga kependidikan. Konsep, teori, dan seluruh pengalaman belajarnya di LPTK diharapkan sudah dapat diterapkan secara khusus kedalam kegiatan yang berkaitan dengan tugas profesional tersebut. Para lulusan profesional hendaknya dapat memecahkan masalah kependidikan keguruan dengan baik dalam rangka tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru yang profesional.
Untuk memperoleh lulusan yang berkualitas, sebagaimana disebutkan di atas maka Universitas Negeri Gorontalo menyiapkan program pengalaman Lapangan (PPL). PPL ini wajib di ikuti oleh mahasiswa setelah meraka memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
Pelaksanaan sengaja ditempatkan pada semester VI untuk PPL 1 dan semester VII untuk PPL 2, akhir dari seluruh program studi, karena pada saat itu para mahasiswa calon guru dianggap telah mendapatkan bekal yang memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tegasnya sebagai guru. Hal itu dilakukan agar mereka dapat mengaplikasikan secara terpadu seluruh pengalaman belajarnya selama di Universitas Negeri Gorontalo ke dalam kegiatan PPL itu. Kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan secara terpadu pengalaman belajarnya di Universitas Negeri Gorontalo, hal ini mengisyaratkan keberhasilan dalam mengemban profesi keguruan kelak setelah mereka memangku jabatan sebagai keguruan.
Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu perguruan tinggi yang akan mencetak guru – guru yang professional. PPL merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa perguruan tinggi tersebut, karena dapat dikatakan bahwa PPL merupakan program dari perguruan tinggi.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan laporan ini adalah :
1. Melihat secara langsung lingkungan fisik, sarana dan prasarana sekolah yang merupakan tempat pelaksanaan PPL II.
2. Menguasai berbagai kemampuan keguruan dan keterampilan mengajar.
3. Mampu menerapkan keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi sebenarnya dibawah bimbingan para pembimbing.


BAB II
PEMBAHASAN
HASIL OBSERVASI PENGENALAN LAPANGAN
DI SMP NEGERI 1 GORONTALO


2.1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Gorontalo.
SMP Negeri 2 Gorontalo merupakan salah satu sekolah Menengah pertama yang ada Di Gorontalo, Sekolah ini mempunyai visi dan Misi tersendiri yakni sebagai berikut :
Visi :
terwujudnya insan cerdas dilandasi imtaq, mampu bersaing, dan berkolaborasi secara global
Misi :
1. Melaksanakan pengembangan kurikulum
2. Melaksanakn pengembangan tenaga kependidikan
3. Menlaksanakan peningkatan dan pengembangan standar proses
4. Melaksanakan peningkatan dan pengembangan fasilitas pendidikan
5. Mendorong peningkatan standar kelulusan
6. Melaksanakn peningkatan mutu kelembagaan dan menejemen
7. Melakasanakan pengembangan standar pembiayaan pendidikan
8. Melaksanakan Pengembangan standar Penilaian pendidiakn
9. Mewujudkan Sekolah Standar Internasional di Gorontalo

2.2. Keadaan Fisik Sekolah
1. Luas tanah : 7105 m2
2. Jumlah Ruang Kelas : 27 buah
3. Ukuran Ruang Kelas : 7 x 9 m
4. Bangunan dan fasilitas yang ada :
No SARANA GEDUNG JUMLAH KET
1 Ruang Kepala Sekolah 1
2 Ruang Dewan Guru 2
3 Ruang Tata Usaha 1
4 Ruang Kelas 27
5 Ruang Praktik Komputer 2
6 Laboraturium Fisika 1
7 Laboraturium Biologi 1
8 Laboraturium Bahasa 2
9 Perustakaan 1
10 Ruang BP/BK 1
11 Gedung Kesiswaan/Osis 1
12 Ruang UKS 1
13 Gedung Serba Guna (Aula) 1
14 Ruang Koperasi siswa 1
15 Mesjid 1
16 Ruang Fotocpy 1
17 Kamar Mandi/WC guru 1
18 Kamar Mandi/WC siswa 4
19 Rumah Penjaga sekolah 1
20 Lapangan Bola volly 1
21 Lapangan basket 1
22 Lapangan badminton 1
23 Lapangan sepak takraw 1

5. Peralatan Praktik
No Nama Alat Jumlah Keterangan
Ada Butuh Kurang
1 Komputer (Dekstop) 150 200 50 Kurang
2 Laptop 3 5 2 Kurang
3 LCD 2 4 1 Kurang
4 Handycamera 3 3 - Cukup
5 Digital Kamera 3 3 - Cukup
6 OHP 3 3 - Cukup
7 CRS Gallieo 10 20 10 Kurang
8 Perangkat Ticketting 3 5 2 Kurang
9 Internet equipment 15 20 5 Kurang
10 Cash Register 1 2 1 Kurang
11 Timbangan harga 1 2 1 Kurang
12 Mesin Tik Manual 142 142 - Cukup
13 Wierlas sistem 3 3 - Cukup
14 Keyboard Yamaha 2 2 - Cukup
15 Telepon Paralel 5 5 - Cukup
16 Faxmile 1 3 2 Kurang
17 Tower Internet 1 1 - Cukup
18 Tower Pemancar radip 1 1 - Cukup
19 Seakers Monitor TPR 1 1 - Cukup
20 Tape Rekorder 10 10 - Cukup
21 Perangkat Penyiaran 1 1 - Cukup
22 Sound system 1 1 - Cukup

2.3 Keadaan Lingkungan Sekolah
a. Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah
Utara : Rumah-rumah penduduk
Timur : Rumah-rumah penduduk
Selatan : Rumah-Rumah penduduk
Barat : Rumah-rumah penduduk
Pada intinya SMP Negeri 2 Gorontalo di kelilingi oleh Rumah-rumah penduduk yang dibatasi dengan pagar pembatas.
b. Kondisi Lingkungan Sekolah
Meskipun SMP Negeri 2 Gorontalo terapit oleh rumah-rumah penduduk, namun kondisi lingkungan sekolah SMP Negeri 2 Gorontalo sangat baik, aman, dan tertata rapi serta nyaman.

2.4 Penggunaan Sekolah :
1. Jumlah sekolah yang menggunakan bangunan ini yaitu paten SMP Negeri 2 Gorontalo
2. Jumlah shift 1 Hari 1 kali
2.5 Guru dan Siswa
1. Jumlah Guru : 65 Guru Tetap dan 1 Guru Honor
2. Jumlah Kelas : 27 Ruangan
3. Jumlah Siswa Perkelas : 38 siswa untuk kelas IX dan 40 siswa untuk kelas IIV dan IIIV
4. Jumlah Siswa Seluruhnya : 1062 Orang

2.6 Program Akademik Sekolah :
1) Program Kurikuler : Mengajar dan sebagainya
2) Program Ekstrakurikuler : Pramuka, Pesantren, Kesenian, Olahraga
3) Sumber belajar selain buku yaitu praktikum di lab dan computer.

 Kesan dan hubungan antara guru-guru, guru siswa, siswa-siswa dan hubungan antara semua personil di sekolah tersebut.
1. Hubungan guru-guru disekolah SMP Negeri 2 Gorontalo terjalin dengan baik serta saling toleransi satu sama lain
2. Hubungan guru-siswa Di SMP Negeri 2 Gorontalo terjalin dengan baik serta harmonis
3. Hubungan siswa-siswa Di SMP Negeri 2 Gorontalo terjalin dengan baik walaupun sudah ada sifat untuk membuat Geng atau Kelompok sendiri-sendiri
4. Hubungan guru dengan pegawai tata usaha Di SMP Negeri 2 Gorontalo terjalin baik dan saling menghargai..

2.7 Tata Tertib Sekolah
Untuk siswa, guru dan pegawai antara lain :
 Datang tepat waktu yaitu sebelum pukul 06.45
 Berpakaian sesuai dengan ketentuan Sekolah.
 Wajib mengikuti Upacara bendera dan lain sebagainya.
Kesan Umum
kegiatan belajar mengajar di SMP 2 gorontalo sesuai dengan pengamatan saya sudah lebih dari cukup, dimana guru mampu mengelolah kelas dengan baik dan kegiatan guru di dalam kaelas antara lain:
1. ketika masuk kelas yang di kerjakan guru adalah mengecek kesiapan siswa dan kondisi kelas serta menyiapakan bahan ajar.
2. guru membuka pelajaran dengan cara memberikan apersepsi sehubungan dengan materi dan menjelaskan indikator pembelajaran
3. tahap pendahuluan yang di berikan dalam proses belajar mengajat selama 10 menit.
4. menyajikan meteri pokok pelajaran dengan menggunakan sunber belajar seperti lets talk, dan memberikan materidan tugas kelompok atau individu.
5. dalam proses belajar mengajar juga sering di temukan ada beberapa siswa yang berpartisipasi dan bertanya sehingga kelas terasa hidup dan terjadi pengembangan serta penukaran informasi.
6. saat menutup pelajaran pun guru mampu memberikan kesimpulan dan menanyakan kembali kesulitan siswa.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
SMP Negeri 2 Gorontalo adalah sekolah menengah pertama yang memiliki images yang sangat baik dimata masyarakat Gorontalo. Selain itu juga sekolah ini memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai disamping peraturan (tata tertib) yang diterapkan disekolah sudah menghasilkan.

3.2 Saran
Dari hasil observasi yang kami lakukan, maka semua sarana dan prasarana yang telah tersedia di sekolah sudah sangat baik, untuk itu bagi siswa maupun guru dan tata usaha pergunakanlah sarana dan prasarana ini dengan baik karena semua itu dapat menunjang kegiatan belajar.

MAKALAH PSIKOLOGI, MOTIV DAN MOTIVASI

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat karunia dan hidayah-Nyalah sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini Kami mengalami berbagai kesulitan dan hambatan, tetapi dengan niat yang ikhlas serta tujuan untuk membangun diri, maka makalah ini dapat Kami selesaikan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, Kami mengharapkan saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Ucapan terima kasih Kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu Kami dalam penyusunan makalah ini, khususnya Dosen Pembimbing Mata Kuliah.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin Ya Robbal Alamin.........



Gorontalo, April 2010
Penyusun


Kelompok 1








BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Motif berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak atau to move ( Branca, 1964 ). Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek yaitu :
1. Keadaan terdorong dalam diri organisme yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
3. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.

1.2 TUJUAN
• Untuk mengetahui pengertian motif
• Untuk mengetahui motif sebagai inferensi,eksplanasi dan prediksi
• Untuk mengetahui lingkaran motivasi
• Untuk mengetahui teori-teori motivasi
• Untuk mengetahui jenis-jenis motif










BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MOTIF
Motif berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak atau to move ( Branca, 1964 ). Karena itu motif diartiakan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kea rah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek yaitu :
1. Keadaan terdorong dalam diri organism yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
3. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.

2.2 MOTIF SEBAGAI INFERENSI,EKSPLANASI DAN PREDIKSI
Suatu hal yang penting berkaitan dengan motif ini ialah bahwa motif itu tidak dapat diamati secara langsung. Tetapi motif dapat diketahui atau terinferensi dari perilaku, yaitu apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat oleh seseorang. Dari hal – hal tersebut dapat diketahui tentang motifnya. Dengan kesimpulan orangmempunyai alat yang baik untuk mengadakan eksplanasi mengenai perilaku.
Motif juga membantu seseorang untuk mengadakan prediksi tentang perilaku. Apabila orang dapat menyimpulkan motif dari perilaku seseorang dan kesimpulan tersebut benar, maka orang dapat memprediksi tentang apa yang akan diperbuat oleh orang yangbersangkutan dalam waktu yang akan datang.

2.3 LINGKARAN MOTIVASI
Pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklas ( melingkar ), yaitu motivasi timbul, memicu perilaku tertuju kepada tujuan ( goal ), dan akhirnya setelah tujuan ( goal ) tercapai motivasi itu berhenti. Tetapi itu akan kembali ke keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan lagi. Pada tahap pertama timbulnya keadaan pemicu ( driving state ). Istilah drive dorongan atau picu biasanya digunakan bila motiv yang timbul itu berdasarkan kebutuhan biologis atau fisiologis. Drive timbul dapat karena organism itu merasa ada kekurangan dalam kebutuhan ( needs ).
Untuk memahami motif pada manusia dengan lebih tuntas, ada faktor lain yang berperan dalam siklus motif tersebut, yaitu faktor kognitif. Seperti diketahui bahwa kognitif merupakan proses mental seperti berpikir, ingatan, persepsi. Dengan berperannya fakor kognitif dalam siklus motif, maka driving state dapat dipicu oleh pikiran ataupun ingatan.

2.4 TEORI-TEORI MOTIF
Seperti telihat dalam siklus, motif atau driving state dapat timbul karena stimulus internal, stimulus eksternal, ataupun interaksi antara keduanya ( Crider,dkk.1983 ). Mengenai motif ini ada beberapa teori yang diajukan yang member gambaran tentang seberapa jauh peranan dari stimulus internal dan eksternal. Teori – teori tersebut adalah :
1. Teori insting ( instinct theory)
2. Teori dorongan ( drive theory )
3. Teori insentif ( insentive theory )
4. Teori atribusi
5. Teori kognitif.

2.5 JENIS-JENIS MOTIF
1. Motif Fisiologis
Dorongan atau motif fisiologis pada umumnya berakar pada keadaan jasmani, misal dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan seksual, dorongan untuk mendapatkan udara segar. Dorongan – dorongan tersebut adalah berkaitan dengan kebutuhan – kebutuhan untuk melangsungkan eksistensinya sebagai makhluk hidup. Karena itu motif ini juga sering disebut sebagai motif dasar ( basic motives ) atau motif primer ( primary motives ) karena motif atau dorongan ini berkaitan erat dengan pertahanan eksistensi kehidupan. Dorongan ( drive ) ini merupakan dorongan atau motif alami, merupakan motif yang dibawa. Disamping adanya motif yang alami, juga ada motif yang dipelajari ( Morgan,dkk.1984 ; Woodworth dan Marquis, 1957).
a. Tujuan yang dipelajari
Hewan dan manusia kadang – kadang belajar mencapai tujuan yang tidak langsung berkaitan dengan pemuasan kebutuhan biologis. Tujuan semacam ini yang sering disebut sebagai tujuan yang dipelajari ( learned goal )atau tujuan sekunder.
b. Motif dan kebutuhan yang dipelajari
Pengertian kebutuhan yang dipelajari sering digunakan apabila motif itu timbul karena proses belajar. Berkaitan dengan ini misalnya kebutuhan sosial yang juga kadang – kadang disebut motif sosial. Disebut motif sosial karena motif ini dipelajari melalui interaksi sosial. Sebagai hasil proses belajar yang kompleks khususnya melalui kondisioning operand an modeling dalam keluarga anak belajar adanya kebutuhan akan prestasi.

2. Motif Sosial
Motif sosial merupakan moif yang kompleks, dan merupakan sumber dari banyak perilaku atau perbuatan manusia. Dikatakan sosial karena motif ini dipelajari dalam kelompok sosial. McClelland berpendapat bahwa motif sosial itu dapat dibedakan dalam :
a. Motif berprestasi atau juga disebut( need for achievement )
Orang yang mempunyai kebutuhan atau need ini akan meningkatkan performance, sehingga dengan demikian akan terlihat tentang kemampuan prestasinya. Untuk mengungkap kebutuhan akan prestasi ini dapat diungkap dengan teknik proyeksi.
b. Motif berafiliasi atau juga disebut kebutuhan afiliasi ( need for affiliation )
Afiliasi menunjukkan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan berhubungan dengan orang lain.
c. Motif berkuasa atau kebutuhan berkuasa ( need for power )
Dalam interaksi sosial orang akan mempunyai kebutuhan berkuasa ( power ). Kebutuhan akan kekuasaan ini bervariasi dalam kekuatannya dan dapat diungkapkan dengan teknik proyeksi.

3. Teori kebutuhan dari Murray
Kebutuhan – kebutuhan yang dikemukakan oleh Murraybatau juga disebut motif – otif adalah sebagai berikut :
a. Merendah atau merendahkan diri
b. Berprestasi
c. Afiliasi
d. Agresi
e. Otonomi
f. Counteraction
g. Pertahanan
h. Hormat
i. Dominasi
j. Ekshibisi atau pamer
k. Penolakan kerusakan
l. Infavoidance
m. Member bantuan
n. Teratur
o. Bermain
p. Menolak
q. Sentience
r. Seks
s. Bantuan tau pertolongan
t. Mengertis

4. Motif eksplorasi, kompetensi, dan self-aktualisasi
1. Motif untuk mengadakan eksplorasi terhadap lingkungan yang oleh Woodworth dan Marquis disebut sebagai motif objektif
Salah satu macam motif yang dikemukakan oleh Woodworth dan Marquia (1957) adalah motif eksplorasi ini. Menurut mereka terdapat adanya macam – macam motif yaitu :
a. Motif yang berkaitan dengan kebutuhan organis
b. Otif darurat
c. Motif objektif dan minat.
2. Motif untuk menguasai tantangan yang ada dalam lingkungan dan menanganinya dengan secara selektif ( motif kompetensi )
Motif kompetensi ini adalah berkaitan dengan motif intrinsic, yaitu kebutuhan seseorang untuk berkompetensi dan menentukan sendiri dalam kaitan dengan lingkungannya. Sebaliknya motif ekstrinsik yang ditujukan kepada tujuan yang terletak di luar individu.
3. Motif untuk aktualisasi diri yang berkaitan sampai seberapa jauh seseorang dapat bertindak atau berbuat untuk mengaktualisasikan dirinya sepertiyang dikemukakan Maslow (1970).

2.6 FRUSTASI DAN KONFLIK
Dalam rangka individu mencapai tujuan kadang-kadang atau justru sering individu menghadapi kendala, sehingga ada kemungkinan tujuan tersebut tidak dapat tercapai. Apabila individu tidak mendapat tujuan dan individu tidak dapat mengerti dengan secara baik mengapa tujuan itu tidak dapat dicapai, maka individu akan mengalami frustasi atau kecewa.
Sumber frutasi yang merupakan kendala itu dpat bermacam-macam yaitu dari lingkungan, kemampuan yang ada dalam individu yang tidak sesuai sehingga tidak dapat mencapai tujuan, konflik antara motif-motif yang ada, dua motif atau lebih yang muncul berbarengan dan membutuhkan pemenuhan.

2.7 JENIS KONFLIK
Sumber frustasi dapat timbul karena adanya konflik antara beberapa motif yang ad dalam individu yang bersangkutan. Menurut Kurt Lewin ad tig macam konflik motif yaitu :
1. Konflik angguk-angguk
Konflik ini timbul apabila individu menghadapi dua motif atu lebih yang kesemuanya mempunyai nilai positif bagi individu yang bersangkutan
2. Konflik geleng-geleng
Konflik ini timbul apabil individu menghadapi dua atau lebih motif yang kesemuanya mempunyai nilai negatif bagi individu yang bersangkutan.
3. Konflik geleng-angguk
Konflik ini timbul apabila organisme atau individu menghadapi objek yang mengandung nilai yang positif tetapi juga menganung nilai yang negatif.

Apabila individu menghadapi bermacam-macam motif ada beberap kemungkinan respons yang dapat diambil oleh individu yang bersangkutan yaitu :
1. Pemilihan atau penolakan
Dalam menghadapi berbagi macam motif atau objek individu dapat mengadakan pemilihan yang tegas
2. Kompromi
Apabila individu menghadapi dua motif atau objek, ada kemungkinan individu dapat mengambil respon yang bersifat kompromis dalm arti menggambungkan keduanya.
3. Ragu-ragu ( Bimbang )
Jika Individu diharuskan mengadakan pemilihan atau penolakan antara dua objek atau dua motif , maka kadang-kadang timbul kebimbangan atau keragu-raguan pada individu dalam mengadakan pemilihan tersebut ini terjadi dalam keadaan konflik.



















BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Motif berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak atau to move ( Branca, 1964 ). Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek yaitu :
1. Keadaan terdorong dalam diri organisme yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
3. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.


3.2 SARAN















DAFTAR PUSTAKA
• Walgito, Bimo. 2001. Psikologi Umum. Yokyakarta:ANDI
• Taufiq, Nurdjanah dan Agus Darma. 1983. Pengantar Psikologi Jilid II. Jakarta:Erlangga
• Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung:PT. MANDAR MAJU
• WhiteRington. 1982. Pengatar Psikologi Umum. Yokyakarta:ANDI Offset

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU GIZI DAN DIET

PRAKTIKUM II

I. Judul Praktikum:
PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN INDIVIDU
II. Tujuan praktikum
• Mahasiswa dapat menggunakan metode dietary record untuk mengukur kandungan gizi yang biasa di konsumsi.
• Mahasiswa dapat menilai kebiasaan makan mereka berdasarkan angka kecukupan gizi yang di anjurkan.

III. Dasar Teori
Penilaian konsumsi makanan dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan, mulai dari tingkat nasional, keluarga, dan individu.Pada tingkat nasional, konsumsi makanan digunakan untuk menghitung besarnya asupan setiap zat gizi rata-rata per dan juga menghitung ketersediaan pangan di lapangan baik itu sebagai kebutuhan pokok manusia seperti beras maupun kebutuhan untuk ternak misalnya saja untuk pakan ternak.Dari data pada tingkat nasional akan dilakukan kebijakan-kebijakan pangan secara nasional termasuk beberapa pangan yang harus diimport dari negara lain apabila produksi dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan.
Pada tingkat rumah tangga, pengukuran konsumsi makanan salah satunya digunakan untuk mengetahui ketehanan pangan tingkat rumah tangga (household foodsecurity) yang ada dimasyarakat.Ketahanan pangan disini,sesuai dengan hasil rumusan kongres internasional gizi (di Roma tahun 1992) diartikan ”adalah kemampuan rumah tangga untuk memenuhi kecukupan pangan anggotanya dari waktu ke waktu agar dapat hidup sehat dan mampu melakukan kegiatan sehari-hari”.Dengan mengukur asupan makanan dalam rumah tangga juga akan diketahui distribusi makanan dalam rumah tangga (intrafamily food distribution). Pada daerah-daerah tertentu seorang bapak akan mempunyai prioritas utama dalam mengkonsumsi makanan-makanan yang kaya gizi (seperti susu, daging,telur), disamping itu pada beberapa tempat,mengutamakan anak laki-laki daripada anak perempuan,merupakan suatu kebiasaan pada tingkat konsumsi makanan pada rumah tangga.
Konsumsi makanan pada tingkat individu utamanya ditujukan untuk mengetahui cukup tidaknya asupan zat gizi dari setiap individu, kesukaan terhadap makanan tertentu,atau pantangan terhadap suatu makanan,tempat yang paling sering digunakan untuk mengkonsumsi dan jenis pengolahan makanan yang sering digunakan.Kesemuanya ini ada hubungannya dengan “gaya hidup”seseorang.Konsumsi makanan pada tingkat individu menjadi sangat penting apabila dihubungkan dengan pencegahan penyakit.Terapi suatu penyakit, dan pencegahan timbulnya efeksamping terutama pada penderita penyakit degenaratif seperti diabetes. Oleh seseorang yang pengukuran pada tingkat inividu kadang-kadang disebut dengan Evaluasi
Dalam tulisan ini akan dipaparkan secara singkat tentang penilaian konsumsi individu yang sering digunakan di lapangan baik itu pada individu yang sehat maupun yang sedang dalam perawatan.Beberapa formulir yang sering digunakan disertakan pada lampiran sedangkan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) ,dan kecukupan zat gizi yang dianjurkan ,yang digunakan sebagai pembanding, dapat dilihat pada beberapa buku gizi lainnya.
LANGKAH PENILAIAN KONSUMSI GIZI PERORANGAN
Ada 3 langkah yang dilakukan dalam melakukan penilaian konsumsi gizi perorangan.
• Pertama, adalah mengumpulkan informasi tentang asupan makanan/minuman dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
• Kedua, adalah mengukur nilai gizi pada setiap jenis makanan yang dikonsumsi oleh pasien.
• Ketiga, adalah membandingkan nilai gizi yang dikonsumsi dan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.
1. Mengukur asupan makanan dan faktor yang mempengaruhinya
Pengukuran asupan makanan seseorang dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode yang dipilih biasanya didasarkan pada tujuan yang ingin diperoleh dan adanya dana / fasilitas yang tersedia. Diantara metode yang sering digunakan ada yang mencari faktor-faktor yang mempengaruhi asupan makanan seseorang.Oleh karena itu, apabila tujuan yang ingin diperoleh ingin mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi asupan makanan maka metode sepeti ini yang harus digunakan. Tentu ini harus diserta dengan dana dan petugas yang tersedia. Dibawah ini akan diberikan beberapa metode yang sering digunakan yaitu 24-jam recall,food frequency,food diary dan diet history.
a. 24-jam recall
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu dengan meminta kepada individu untuk mengingat seluruh makanan yang dikonsumsi dalam 24 jam sebelumnya. Dengan keahlian wawancara yang baik semua makanan yang dikonsumsi sehari sebelumnya termasuk metode memasak dan nama dagang, sekaligus suplement seperti vitamin dan mineral, dicatat oleh pewawancara (petugas gizi) pada umumnya digunakan suatu formulir standar untuk mempermudah pewawancara (contoh tarlampir).beberapa keterbatasan dalam penelitian ini termasuk tidak bisa dilakukan pada pasien dengan daya ingat yang lemah seperti orang tua dan anak-anak. Disamping itu harus diwaspadai adanya “flat slope syndrome“ dimana pasien melakukan overestimasi makanan yang sedikit dikonsumsi dan underestimasi makanan yang banyak dikonsumsi.Hal ini terjadi akibat keinginan pasien melaporkan hal yang baik. Dengan demikian metode ini tergantung pada memori pasien, kemampuan untuk memberikan estimasi yang tepat terhadap ukuran yang di konsumsi, motivasi pasien, serta ketekunan pewawancara.
Untuk mempermudah pewawancar dan responden dalam memberikan jumlah makanan yang di konsumsi maka di gunakan “Food Model”. Alat ini terdiri dari beberapa bentuk ( model ) makanan yang seringkali dikonsumsi dengan beberapa ukuran yang sering digunakan. Umumnya ukuran yang digunakan adalah ukuran sedang. Setiap model telah dilengkapi dengan kandungan zat gizi yang sesuai sehingga memudahkan dalam menilainya. Kadang-kadang “food model”ini diganti dengan “potret”dari makanan tersebut. Hal ini memudahkan dalam hal pelaksanaan wawancara ditampat yang jauh karena tidak pelu membawa “model”tersebut kemana-mana, walaupun dalam hal kegunaannya dilapangan tetap “food model” yang lebih baik.
b. Food diary (food record)
Metode ini ingin memperoleh kebiasaan makanan yang lebih akurat dari individu. Dengan metode ini seseorang diminta mencatat semua makanan yang dikonsumsi pada periode tertentu.umumnya 3-5 hari.Seperti halnya metode sebelumnya, pasien diminta mencatat makanan yang dikonsumsi dengan menggunakan ukuran rumah tangga.Metode ini lebih akurat dari metode 24-jam recall apabila ingin diketahui rata-rata asupan atau kebiasaan makan individu. Akan tetapi metode ini memerlukan kerja sama yang baik dengan individu sehingga pada mereka yang tidak bisa menulis dan membaca atau mereka dengan tingkat pendidikan yang rendah metode ini tidak dapat digunakan. Pada metode ini tempat dari setiap makanan dikonsumsi dicatat. Hal ini perlu oleh karena dari informasi ini dapa dilihat apakah ada kebiasaan-kebiasaan dari seseorang dalam mengkonsumsi makanan-makanan tertentu. Seringkali kebiasaan-kebiasaan seperti ini dapat dihubungkan dengan asupan kalori atau zat gizi tertentu yang berlebihan atau berpengaruh negatif pada kesehatan. Denagan mengetahui kebiasaan-kebiasaan ini maka dapat dilakukan terapi perilaku agar mereka dapat merubah kebiasaan tersebut sehingga memperoleh jumlah atau konsumsi makanan yang seimbang, adekuat, atau yang tidak merugikan kesehatan.
c. Food frequency
Metode ini agak berbeda dengan kedua metode diatas karena yang diperoleh dari metode yang ketiga ini adalah informasi kualitatif dari pola makan dalam jangka waktu yang lama. Daftar jenis makanan diberikan/dikemukakan dan individu atau pasien diminta memberi jawaban frekuensi mengkonsumsi dari makanan tersebut apakah setiap hai, setiap minggu, setiap bulan , atau setiap tahun. Metode ini dapat dilakukan dengan cepat baik diisi sendiri oleh pasien (yang kooperatif) atau dengan wawancara.
Kadang-kadang frekuensi konsumsi dari setiap jenis makanan diberikan skor dan dengan skor dapat dilakukan perhitungan asupan sehingga dapat diketahui estimasi asupan dari orang tersebut. Disamping itu, dari metode ini dapat dibedakan meraka yang mengkonsumsi suatu makanan tertentu pada tingkat yang rendah, sedang atau tinggi.Cara seperti ini yang paling sering digunakan oleh para ahli epidemiologi gizi dalam melihat hubungan asupan makanan dengan terjadinya suatu penyakit pada suatu populasi.
d. Diet history
Metode ini paling baik digunakan apabila ingin mengetahui informasi kebiasaan asupan makanan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.Ada 3 komponen yang ecakup dari metode ini yaitu 24-jam recall, food frekuensi, dan wawancara mendalam. Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa metode 24 jam recall merupakan metode sederhana untuk memperoleh gambaran pola makan secara umum dan Food frekuensi disini di gunakan untuk melakukan “Cross Check” tentang informasi yang di peroleh dari metode sebelumnya dengan menanyakan frekuensi konsumsi jenis makanan yang di ketahui dari metode 24 jam recall.
2. Estimasi nilai gizi
Hasil asupan makanan yang di peroleh di atas pada umumnya di teruskan dengan estimasi kandungan nilai gizi yang ada di dalamnya. Dengan estimasi ini dapat di ketahui apakah pasien mempunyai resiko mal nutrisi untuk zat gizi tertentu. Ada 2 metode yang sering di gunakan yaitu menggunakan daftar penukar bahan makanan (Food Exchanges list) dan dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan.
Cara pertama adalah dengan menggunakan sistem pengelompokan makanan yang mengandung nilai gizi yang hampir sama dan fungsinya terhadap tubuh. Asumsi ini di dasari bahwa konsumsi makanan dengan jumlah yang cukup dari setiap group akan menberikan kandungan protein, kalsium, iron dengan vitamin yang cukup.
Daftar penukar bahan makanan pada mulanya di peruntukan pada pasien diabetes akan tetapi akhir-akhir ini di gunakan juga pada pasien lainnya. Daftar bahan penukatr ini dapat di peroleh pada beberapa buku gizi yang tersedia. Dengan daftar yang ada, kecukupan asupan protein dan energi dapat di ketahui.
Cara kedua adalah dengan menggunakan daftar konsumsi bahan makanan (DKBM). Cara ini lebih banyak di gunakan karena dengan bantuan komputer hasil analisis dengan cepat dapat di peroleh.
3. Evaluasi kecukupan diet
Apabila nilai gizi yang terkandung dalam makanan telah di ketahui, maka tibalah saatnya untuk mengetahui apakah asupan makanan pasien sesuai dengan kebutuhannya.Pada pasien dengan kondisi normal (tidak sakit) dapat di gunakan akan kecukupan energi yang di rekomendasi sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitasnya (atau Reccommended Dietary Allowances) pada pasien yang memerlukan asuhan nutrisi khusus (sehubungan dengan penyakitnya) maka hasil evaluasi ini akan di gunakan dalam perencanaan asuhan nutrisi.

IV. Bahan yang di gunakan
1. Formulir pencatatan makanan (dietary record) 3 buah
2. Formulir penilaian konsumsi makanan
3. Formulir penilaian rata-rata konsumsi
4. Daftar komposisi bahan makanan
5. Angka kecukupan gizi yang di anjurkan

V. Cara Pengukuran
1. Subjek di minta mencatat, pada saat mengkonsumsi seluruh makanan dan minuman yang di konsumisi pada periode waktu tertent.
2. Deskriptif detail tentang seluruh makanan dan minuman yang di konsumsi ( termasuk nama dagangnya) dan metode pembuatannya di catat.
3. Makanan campur seperti gado-gado harus di ketahui masing-masing bahannya, dan berat/ jumlah terakhir setelah di masak harus di catat, apabila memungkinkan.
4. Ukuran porsi dapat di taksir oleh responden dengan menggunakan beberapa cara tergantung dari presisi ( tingkat ketepatan ) yang di inginkan.
5. Ukuran RT yang sudah terstandarisasi seperti mangkok, sendok, serta luas (dalam cm) dari daging atau kue cake, dapat di gunakan.
6. Pengukuran biasanya di rubah ke gram oleh peneliti sebelum menghitung intake zat gizi.
7. Kesalahan dapat terjadi bila ada ketidakmampuan responden menghitung ukuran porsi yang di konsumsi dan akibat kesulitan yang berhubungan dengan konversi penafsiran volume untuk jumlah dalam gram.
8. Biasanya subjek (orang tua anak, pengasuh anak) dapat melengkapi formulir yang di berikan walaupun pada negara berkembang seorang petugas lapangan dapat mengerjakannya.
9. Jumlah hari yang di perlukan pada umumnya 3,5,6 hari.
10. Hari di akhir pekan (sabtu dan ahad) harus di masukian dalam penelitian.
11. Belum ada kesepakatan berapa hari yang di perlukan untuk mencatat sehingga menberikan estimasi yang paling terpat untuk intake rata-rata.




VI. Pembahasan (Hasil pencatatan)

FORMULIR FOOD DIARY
Hari/tanggal: Rabu, 26 Mei 2010
Nama pasien: Cindra
Tempat
Makan Waktu Makanan dan minuman
Yang dikonsumsi Nama dagang Jumlah (g)
Rumah 07.20 – 07.35 Nasi putih 1gelas
ikan segar 2 ekor
air putih 2 gelas Beras bulog 100 gram
75
1000
Rumah 12.30-12.45 Nasi putih 2 gelas
Ikan segar 1 ekor
Sayur daun papaya
Air putih Beras bulog
125
40
100
1000
Rumah 19.05 – 19.20



22.00-22.03 Nasi putih ¾ gelas
Ikan segar 1 ekor
Sayur pisang
Air putih 2 gelas
Air putih 1 gelas Beras bulog
75
40
100
1000
1000






FORMULIR FOOD DIARY
Hari/tanggal: Kamis, 27 Mei 2010
Nama pasien: Cindra
Tempat
Makan Waktu Makanan dan minuman
Yang dikonsumsi Nama dagang Jumlah (g)
Rumah 06.30-06.45 Nasi putih
Tempe
Tahu
Terung
Air putih Beras Bulog
100
25
50
50
1000
Kantin 12.25-12.45 Soto Mie
Air putih 250
1000
Rumah 18.45-19.00 Nasi putih
Tempe
Tahu
Terung
Air putih
75
25
50
50
1000






FORMULIR FOOD DIARY

Hari/tanggal: Jum’at, 28 Mei 2010
Nama pasien: Cindra
Tempat
Makan Waktu Makanan dan minuman
Yang dikonsumsi Nama dagang Jumlah (g)
Rumah 07.00-07.15 Nasi putih 1 gelas nasi
Kuah Sup I sendok makan
Ayam 2 potong
Daging I potong sedang
Air putih 2 gelas Beras bulog 100
20
50
50
1000
Rumah 13.05 – 13.25 Nasi putih 2 gelas nasi
Ikan 1 ekor
Kentang ½ biji
Air putih
Beras bulog 125
40
50 gr
1000
Rumah 19.00 – 19.17 Nasi putih ¾ gelas
Ikan I ekor
Terung
Air minum
75
40
20
1000






FORMULIR FOOD DIARY

Hari/tanggal: Sabtu, 29 Mei 2010
Nama pasien: Cindra
Tempat
Makan Waktu Makanan dan minuman
Yang dikonsumsi Nama dagang Jumlah (g)
Rumah 07.16-07.33 Roti, mentega,misis 20 gram
Rumah 12.05 – 12.45 Nasi putih
Kangkung
Ayam
Daging
Air putih 125 gram
30
50
50
1000
Rumah 19.00 – 19.30 Nasi putih
Kangkung
Ayam
Air putih
75
30
50
1000









FORMULIR FOOD DIARY

Hari/tanggal: Minggu, 30 Mei 2010
Nama pasien: Cindra
Tempat
Makan Waktu Makanan dan minuman
Yang dikonsumsi Nama dagang Jumlah (g)
Rumah 07.16 - 07.33 Roti, mentega,misis 20 gram
Rumah 12.05 – 12.45 Nasi putih
Ikan
Sayur nangka
Air putih 125 gram
40
20
1000
Rumah 19.00 – 19.30 nasi putih
ikan
sayur nangka
air putih
air putih 75
30
20
1000
1000











FORMULIR FOOD FREQUENCY
Nama pasien : Cindra Tanggal :
Jenis Makanan Jumlah Perhari Jumlah perminggu Jarang Tidak pernah
Nasi
Jagung
Ubi-ubian
Roti

Ikan besar
Ikan kecil
Udang/shellfish lainnya
Daging
Kambing/sapi/lainnya
Daging Ayam
Jeroan/Hati
Ikan kering

Telur
Tempe
Tahu
Kacang-kacangan
Susu
Ice-cream
Mentega


Sayuran daun hijau
Sayuran warna kuning
Sayuran lainnya
Buah-buahan
Permen
Kopi
The
Soft drink
alkohol 3-4X/hari






















1-2x/hari


1X/hari




1-3X/minggu
5-7X/minggu








1-2X/minggu
2-3x minggu
2-4x/minggu






2-3X/minggu
2-3X/minggu
Jarang
Jarang
Jarang

jarang

jarang
jarang
jarang
jarang
jarang
Jarang

jarang



jarang
jarang
Jarang


jarang



Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
































Tidak pernah


Pertanyaan : apakah ada makanan lainnya yang tidak tercantum diatas dan biasa dikonsumsi?
Jalaban : ada, yaitu balabinthe, milu siram.














VII. Kesimpulan
Penilaian konsumsi Sangay dibutuhkan terutama untuk mengetahui kebiasaan makan seseorang serta factor –faktor yang mempengaruhinya. Ada tiga langkah yang harus dilakukan sehubungan dengan penilaian konsumsi, dan membandingkan zat Gizo yang dikonsumsi tersebut dengan standar yang telah ada.
Dari tiga tahap diatas, pengukuran asupan makanan dan factor-faktor yang mempengaruhinya adalah Sangat penting karena tidak saja ingin mengetahui nilai Gizo yang biasa dikonsumsi akan tetapi karena berbagai factor yang mempengaruhi asupan makanan dalam jangka waktu yang lama. Dengan adanya informasi ini maka gaya hidup seseorang yang negatif atau yang dapat mengakibatkan statu penyakit dapat dicegah dan sebaliknya gaya hidup yang positif harus dipertahankan untuk memperoleh hidup sehat dan sejahtera.

VIII. Daftar Pustaka
Gibson, RL. Nutricional Assossment. Oxford: Oxford University Press. 1989.
Gibson, RL. Nutritional Assessment. A laboratory manual. Oxford: Oxford University Press, 1993.
Lee RD dan Nieman DC. Nutricional Assossment. Second edition. New York: Mosby. 1996.
Mahan LK dan Arifin M. nutricional Care Process. In: Krause’s Foo, nutrition and Diet Therapy. Edisi ke-8. London:W.B. Saunders Company, 1992. hal. 415-430.
Starker PM. Nutritional assessment of the hospitalized patient. Advances in Nutritional Research 1990;8:09-118.






Jawaban pertanyaan :
1. bandingkan hasil yang diperoleh diatas dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan yang sesuai dengan umur, berat badan, dan aktivitas anda (umumnya aktivitas sedang). Apakah kebiasaan konsumsi anda sudah mencukupi?
Jawaban :
Setelah saya mengukur konsumsi makanan saya selama 5 hari ternyata hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan angka kecukupan gizi rata-rata yang dibutuhkan. Untuk remaja yamg berusia 18 tahun dan mempunyai berat badan 56 Kg serta mengerjakan aktifitas yang sedang, seharusnya saya membutuhkan 2500 kkal setiap harinya , akan tetapi makanan yang saya konsumsi hanya dapat memberikan energi sebanyak < 1500 kkal/hari.
Pada kebutuhan protein, kadang saya kekurangan atau malah kelebihan dari angka kecukupan gizi rata-rata yang dibutuhkan. Yang saya butuhkan seharusnya sebanyak 66 g, tetapi konsumsi makanan saya menghasilkan protein < 66 yaitu 59.2 dan >66 yaitu 148.2
Pada kebutuhan vitamin C, hasil yang diperoleh dari makanan yang di konsumsi jauh lebih kecil dari angka kecukupan rata-rata yang dibutuhkan yaitu 60 gr, adapula yang lebih dari 60 gram.
Ternayata makanan yang selama ini saya konsumsi belum dapat memenuhi angka kecukupan rata-rata yang dibutuhkan.

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU GIZI DAN DIET

FORMULIR 24 JAM RECALL
Waktu dikonsumsi Jenis makanan Pengelolaan/cara masaknya Jumlah
(ukuran RT) Foto
Rabu,26 mei 2010
Makan pagi


snack

Nasi putih
ikan segar
air putih
-

Di nanak
Di goreng
Dipanaskan/dimasak
-

1 gelas nasi
2 ekor
2 gelas
-

Makan Siang



Snack Nasi putih
Ikan segar
Sayur daun papaya
Air putih
- Di nanak
Dibakar
Disantan
Dipanaskan/dimasak
- 2 gelas nasi
I potong sedang
1 sendok makan
2 gelas
-

Makan Malam



Sebelum tidur Nasi putih
Ikan segar
Sayur pisang
Air putih
Air putih Dinanak
Di goreng belah rica
Disantan
Dipanaskan/dimasak
dipanaskan ¾ gelas
1 ekor
1 sendok makan
2 gelas
1 gelas



FORMULIR 24 JAM RECALL
Waktu dikonsumsi Jenis makanan Pengelolaan/cara masaknya Jumlah
(ukuran RT) Foto
Kamis, 27 mei 2010
Makan pagi



snack
Nasi putih
Tempe
Tahu
Terung
Air putih
-
Di nanak
Digoreng
Digoreng
Disantan
Dipanaskan
-
1 gelas nasi
1 potong sedang
½ biji besar
½ gelas
1 gelas
-

Makan Siang

Snack Soto Mie
Air putih
- Direbus
dipanaskan
- 2 gelas nasi
2 gelas
-

Makan Malam




Sebelum tidur Nasi putih
Tempe
Tahu
Terung
Air putih
Air putih Di nanak
Digoreng
Digoreng
Disantan
Dipanaskan
Dipanaskan/dimasak ¾ gelas
1 potong sedang
½ biji besar
1/2 gelas
1 gelas
1 gelas



FORMULIR 24 JAM RECALL

Waktu dikonsumsi Jenis makanan Pengelolaan/cara masaknya Jumlah
(ukuran RT) Foto
Jumat, 28 mei 2010
Makan pagi




snack
Nasi putih
Kuah Sup
Ayam
Daging
Air putih

Dinanak
Direbus
Goreng
Goreng
Dimasak/dipanaskan
-
1 gelas nasi
I sendok makan
2 potong
I potong sedang
2 gelas
-

Makan Siang


Snack Nasi putih
Ikan
Kentang
- Dinanak
Digoreng
Digoreng
- 2 gelas nasi
I ekor
½ biji
-
Makan Malam



Sebelum tidur Nasi putih
Ikan
Terung
Air minum
Air putih Dinanak
Digoreng bela rica
Santan
Dimasak/dipanaskan
Dimasak/dipanaskan ¾ gelas nasi
1 ekor
1//2 bji
2 gelas air putih
1 gelas air putih

FORMULIR 24 JAM RECALL
Sabtu, 29 Mei 2010
Waktu dikonsumsi Jenis makanan Pengelolaan/cara masaknya Jumlah
(ukuran RT) Foto
Sabtu, 29 mei 2010
Makan pagi



snack
Roti, mentega,misis


Air putih
Mentega dioleskan ke roti dan misis ditaburkan diatasnya
Dimasak/dipanaskan
-
1 iris


2 gelas
-
Makan Siang




Snack Nasi putih
Kangkung
Ayam
Daging
Air putih
- Dinanak
Ditumis
Digoreng
Tumis
Dimanas/dipanaskan
- 2 gelas nasi
½ gelas
½ potong sedang
½ potong sedang
2 gelas

Makan Malam



Sebelum tidur Nasi putih
Kangkung
Ayam
Air putih
Air putih
Dinanak
Ditumis
Goreng
Dimasak/panaskan
Dimasak/panaskan ¾ gelas
½ gelas
½ potong sedang
2 gelas
2 gelas

FORMULIR 24 JAM RECALL
Waktu dikonsumsi Jenis makanan Pengelolaan/cara masaknya Jumlah
(ukuran RT) Foto
Minggu, 28 mei 2010
Makan pagi


snack
Roti, mentega,misis


-
Mentega dioleskan ke roti dan misis ditaburkan diatasnya

1 potong

Makan Siang



Snack Nasi putih
Ikan
Sayur nangka
Air putih
- Dinanak
Digoreng
Disantan
Dimasak/dipanaskan
- 2 gelas nasi
1 ekor
½ gelas
2 gelas
-

Makan Malam



Sebelum tidur nasi putih
ikan
sayur nangka
air putih
air putih Dinanak
Digoreng
Disantan
Dimasak/panaskan
Dimasak/panaskan ¾ gelas nasi
1 ekor
½ gelas
2 gelas
2 gelas

Jawaban :ya, ini pola makan yang biasa saya konsumsi dan saya tidak mengkonsumsi suplement vitamin/makanan tambahan.

FORMAT PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN

Hari/tanggal : Rabu, 26 Mei 2010
Nama : Cindra
Jenis makanan/minuman yang dikonsumsi Jumlah ukuran RT Fraksi Energy
(kkal) Protein
(g) Lemak
(g) Iron
Vit. A
Vit. C
Nasi putih
ikan segar
Nasi putih
Ikan segar
Sayur daun papaya
Nasi putih
Ikan segar
Sayur pisang

Total
1 gelas nasi
2 ekor
2 gelas nasi
I ekor
1 sendok makan
1/2 piring
1 ekor
1 sendok

178
113
178
113
79
178
113
88

1040 2.1
17
2.1
17
8.0
2.1
17
1.2

66.5 0.1
4.5
0.1
4.5
2.0
2.1
4.5
0.2

18 0
150
0
150
18250
0
150
430

19130 0
0
0
0
140
0
0
10

150






FORMAT PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN

Hari/tanggal : Kamis, 27 Mei 2010
Nama : Cindra
Jenis makanan/minuman yang dikonsumsi Jumlah ukuran RT Fraksi Energy
(kkal) Protein
(g) Lemak
(g) Iron
Vit. A
Vit. C
Soto Mie
Nasi putih
Tempe
Tahu
Terung
Nasi putih
Tempe
Tahu
Terung

Satu piring(porsi)
1/2 piring
7 potong kecil-kecil
½ potong
2 sendok makan
1/2 piring
7 potong kecil-kecil
½ potong
2 sendok makan
86
178
149
68
24
178
149
68
24

0.6
2.1
18.3
7.8
1.1
2.1
18.3
7.8
1.1 3.3
0.1
4.0
4.6
0.2
0.1
4.0
4.6
0.2 0
0
50
0
30
0
50
0
30 0
0
0
0
5
0
0
0
5
Total 924 59.2 21.1 160 10




Hari/tanggal :Jumat, 28 Mei 2010
Nama : Cindra
Jenis makanan/minuman yang dikonsumsi Jumlah ukuran RT Fraksi Energy
(kkal) Protein
(g) Lemak
(g) Iron
Vit. A
Vit. C
Nasi putih
Kuah Sup
Ayam
Daging
Air putih
Nasi putih
Ikan
Kentang
Nasi putih
Ikan
Terung
Air minum

Total
1 gelas nasi
1 sendok makan
2 potong
I sendok makan
2 gelas
2 gelas nasi
I ekor
½ biji
¾ gelas nasi
1 ekor
1//2 bji
2 gelas air putih

178
27
302
190

178
113
83
178
113
24


1386 2.1
1.8
18.2
19.1

2.1
17
2.0
2.1
17
1.1


82.5 0.1
0.2
25
12

0.1
4.5
0.1
0.1
4.5
0.2


46.8 0
2400
810
40

0
150
0
0
150
30


3580 0
38
0
0

0
0
17
0
0
5


60


FORMAT PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN

Hari/tanggal :Sabtu, 29 Mei 2010
Nama : Cindra
Jenis makanan/minuman yang dikonsumsi Jumlah ukuran RT Fraksi Energy
(kkal) Protein
(g) Lemak
(g) Iron
Vit. A
Vit. C
Roti, mentega,misis
Air putih
Nasi putih
Kangkung
Ayam
Daging
Air putih
Nasi putih
Kangkung
Ayam
Air putih

Total
1 iris
2 gelas
2 gelas nasi
½ gelas
½ potong sedang
½ potong sedang
2 gelas
¾ gelas
½ gelas
½ potong sedang
2 gelas
248

178
29
302
190

178
29
302


1456
8.0

2.1
3.0
18.2
19.1

2.1
3.0
18.2


73.7 1.2

0.1
0.3
25
12

0.1
0.3
25


39.5 0

0
6300
810
40

0
6300
810


14260
0.10

0
32
0
0

0
32
0


64.1



Hari/tanggal :Minggu, 30 Mei 2010
Nama : Cindra
Jenis makanan/minuman yang dikonsumsi Jumlah ukuran RT Fraksi Energy
(kkal) Protein
(g) Lemak
(g) Iron
Vit. A
Vit. C
Roti, mentega,misis
Nasi putih
Ikan
Sayur nangka
Air putih
nasi putih
ikan
sayur nangka
air putih

Total
1 potong
2 gelas nasi
1 ekor
½ gelas
2 gelas
¾ gelas nasi
1 ekor
½ gelas
2 gelas
248
178
113
85

178
113
85


1000
8.0
2.1
17
51

2.1
17
51


148.2 1.2
0.1
4.5
30

0.1
4.5
30


70.4 0
0
0
25

0
0
25


50 0.10
0
0
0.07

0
0
0.07


0.24
FORMAT PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN





FORMAT PENILAIAN RATA-RATA KONSUMSI MAKANAN

Hari/tanggal :
Nama : Cindra
Jenis makanan/minuman yang dikonsumsi Jumlah ukuran RT Fraksi Energy
(kkal) Protein
(g) Lemak
(g) Iron
Vit. A
Vit. C
Total hari I

Total hari II

Total hari III

Total hari IV

Total hari V

Rata-rata


1040

924

1386

1456

1000

1161.2 66.5

59.2

82.5

73.7

148.2

86.02 18

21.1

46.8

39.5

70.4

39.16 19130

160

3580

14260

50

7436 150

10

60

16.1

0.24

47.268