KATA PENGANTAR
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat karunia dan hidayah-Nyalah sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini Kami mengalami berbagai kesulitan dan hambatan, tetapi dengan niat yang ikhlas serta tujuan untuk membangun diri, maka makalah ini dapat Kami selesaikan.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, Kami mengharapkan saran-saran dan kritik yang sifatnya membangun.
Ucapan terima kasih Kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu Kami dalam penyusunan makalah ini, khususnya Dosen Pembimbing Mata Kuliah.
Harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Amin Ya Robbal Alamin.........
Gorontalo, April 2010
Penyusun
Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Motif berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak atau to move ( Branca, 1964 ). Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek yaitu :
1. Keadaan terdorong dalam diri organisme yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
3. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.
1.2 TUJUAN
• Untuk mengetahui pengertian motif
• Untuk mengetahui motif sebagai inferensi,eksplanasi dan prediksi
• Untuk mengetahui lingkaran motivasi
• Untuk mengetahui teori-teori motivasi
• Untuk mengetahui jenis-jenis motif
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MOTIF
Motif berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak atau to move ( Branca, 1964 ). Karena itu motif diartiakan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kea rah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek yaitu :
1. Keadaan terdorong dalam diri organism yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
3. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.
2.2 MOTIF SEBAGAI INFERENSI,EKSPLANASI DAN PREDIKSI
Suatu hal yang penting berkaitan dengan motif ini ialah bahwa motif itu tidak dapat diamati secara langsung. Tetapi motif dapat diketahui atau terinferensi dari perilaku, yaitu apa yang dikatakan dan apa yang diperbuat oleh seseorang. Dari hal – hal tersebut dapat diketahui tentang motifnya. Dengan kesimpulan orangmempunyai alat yang baik untuk mengadakan eksplanasi mengenai perilaku.
Motif juga membantu seseorang untuk mengadakan prediksi tentang perilaku. Apabila orang dapat menyimpulkan motif dari perilaku seseorang dan kesimpulan tersebut benar, maka orang dapat memprediksi tentang apa yang akan diperbuat oleh orang yangbersangkutan dalam waktu yang akan datang.
2.3 LINGKARAN MOTIVASI
Pada umumnya motivasi mempunyai sifat siklas ( melingkar ), yaitu motivasi timbul, memicu perilaku tertuju kepada tujuan ( goal ), dan akhirnya setelah tujuan ( goal ) tercapai motivasi itu berhenti. Tetapi itu akan kembali ke keadaan semula apabila ada sesuatu kebutuhan lagi. Pada tahap pertama timbulnya keadaan pemicu ( driving state ). Istilah drive dorongan atau picu biasanya digunakan bila motiv yang timbul itu berdasarkan kebutuhan biologis atau fisiologis. Drive timbul dapat karena organism itu merasa ada kekurangan dalam kebutuhan ( needs ).
Untuk memahami motif pada manusia dengan lebih tuntas, ada faktor lain yang berperan dalam siklus motif tersebut, yaitu faktor kognitif. Seperti diketahui bahwa kognitif merupakan proses mental seperti berpikir, ingatan, persepsi. Dengan berperannya fakor kognitif dalam siklus motif, maka driving state dapat dipicu oleh pikiran ataupun ingatan.
2.4 TEORI-TEORI MOTIF
Seperti telihat dalam siklus, motif atau driving state dapat timbul karena stimulus internal, stimulus eksternal, ataupun interaksi antara keduanya ( Crider,dkk.1983 ). Mengenai motif ini ada beberapa teori yang diajukan yang member gambaran tentang seberapa jauh peranan dari stimulus internal dan eksternal. Teori – teori tersebut adalah :
1. Teori insting ( instinct theory)
2. Teori dorongan ( drive theory )
3. Teori insentif ( insentive theory )
4. Teori atribusi
5. Teori kognitif.
2.5 JENIS-JENIS MOTIF
1. Motif Fisiologis
Dorongan atau motif fisiologis pada umumnya berakar pada keadaan jasmani, misal dorongan untuk makan, dorongan untuk minum, dorongan seksual, dorongan untuk mendapatkan udara segar. Dorongan – dorongan tersebut adalah berkaitan dengan kebutuhan – kebutuhan untuk melangsungkan eksistensinya sebagai makhluk hidup. Karena itu motif ini juga sering disebut sebagai motif dasar ( basic motives ) atau motif primer ( primary motives ) karena motif atau dorongan ini berkaitan erat dengan pertahanan eksistensi kehidupan. Dorongan ( drive ) ini merupakan dorongan atau motif alami, merupakan motif yang dibawa. Disamping adanya motif yang alami, juga ada motif yang dipelajari ( Morgan,dkk.1984 ; Woodworth dan Marquis, 1957).
a. Tujuan yang dipelajari
Hewan dan manusia kadang – kadang belajar mencapai tujuan yang tidak langsung berkaitan dengan pemuasan kebutuhan biologis. Tujuan semacam ini yang sering disebut sebagai tujuan yang dipelajari ( learned goal )atau tujuan sekunder.
b. Motif dan kebutuhan yang dipelajari
Pengertian kebutuhan yang dipelajari sering digunakan apabila motif itu timbul karena proses belajar. Berkaitan dengan ini misalnya kebutuhan sosial yang juga kadang – kadang disebut motif sosial. Disebut motif sosial karena motif ini dipelajari melalui interaksi sosial. Sebagai hasil proses belajar yang kompleks khususnya melalui kondisioning operand an modeling dalam keluarga anak belajar adanya kebutuhan akan prestasi.
2. Motif Sosial
Motif sosial merupakan moif yang kompleks, dan merupakan sumber dari banyak perilaku atau perbuatan manusia. Dikatakan sosial karena motif ini dipelajari dalam kelompok sosial. McClelland berpendapat bahwa motif sosial itu dapat dibedakan dalam :
a. Motif berprestasi atau juga disebut( need for achievement )
Orang yang mempunyai kebutuhan atau need ini akan meningkatkan performance, sehingga dengan demikian akan terlihat tentang kemampuan prestasinya. Untuk mengungkap kebutuhan akan prestasi ini dapat diungkap dengan teknik proyeksi.
b. Motif berafiliasi atau juga disebut kebutuhan afiliasi ( need for affiliation )
Afiliasi menunjukkan bahwa seseorang mempunyai kebutuhan berhubungan dengan orang lain.
c. Motif berkuasa atau kebutuhan berkuasa ( need for power )
Dalam interaksi sosial orang akan mempunyai kebutuhan berkuasa ( power ). Kebutuhan akan kekuasaan ini bervariasi dalam kekuatannya dan dapat diungkapkan dengan teknik proyeksi.
3. Teori kebutuhan dari Murray
Kebutuhan – kebutuhan yang dikemukakan oleh Murraybatau juga disebut motif – otif adalah sebagai berikut :
a. Merendah atau merendahkan diri
b. Berprestasi
c. Afiliasi
d. Agresi
e. Otonomi
f. Counteraction
g. Pertahanan
h. Hormat
i. Dominasi
j. Ekshibisi atau pamer
k. Penolakan kerusakan
l. Infavoidance
m. Member bantuan
n. Teratur
o. Bermain
p. Menolak
q. Sentience
r. Seks
s. Bantuan tau pertolongan
t. Mengertis
4. Motif eksplorasi, kompetensi, dan self-aktualisasi
1. Motif untuk mengadakan eksplorasi terhadap lingkungan yang oleh Woodworth dan Marquis disebut sebagai motif objektif
Salah satu macam motif yang dikemukakan oleh Woodworth dan Marquia (1957) adalah motif eksplorasi ini. Menurut mereka terdapat adanya macam – macam motif yaitu :
a. Motif yang berkaitan dengan kebutuhan organis
b. Otif darurat
c. Motif objektif dan minat.
2. Motif untuk menguasai tantangan yang ada dalam lingkungan dan menanganinya dengan secara selektif ( motif kompetensi )
Motif kompetensi ini adalah berkaitan dengan motif intrinsic, yaitu kebutuhan seseorang untuk berkompetensi dan menentukan sendiri dalam kaitan dengan lingkungannya. Sebaliknya motif ekstrinsik yang ditujukan kepada tujuan yang terletak di luar individu.
3. Motif untuk aktualisasi diri yang berkaitan sampai seberapa jauh seseorang dapat bertindak atau berbuat untuk mengaktualisasikan dirinya sepertiyang dikemukakan Maslow (1970).
2.6 FRUSTASI DAN KONFLIK
Dalam rangka individu mencapai tujuan kadang-kadang atau justru sering individu menghadapi kendala, sehingga ada kemungkinan tujuan tersebut tidak dapat tercapai. Apabila individu tidak mendapat tujuan dan individu tidak dapat mengerti dengan secara baik mengapa tujuan itu tidak dapat dicapai, maka individu akan mengalami frustasi atau kecewa.
Sumber frutasi yang merupakan kendala itu dpat bermacam-macam yaitu dari lingkungan, kemampuan yang ada dalam individu yang tidak sesuai sehingga tidak dapat mencapai tujuan, konflik antara motif-motif yang ada, dua motif atau lebih yang muncul berbarengan dan membutuhkan pemenuhan.
2.7 JENIS KONFLIK
Sumber frustasi dapat timbul karena adanya konflik antara beberapa motif yang ad dalam individu yang bersangkutan. Menurut Kurt Lewin ad tig macam konflik motif yaitu :
1. Konflik angguk-angguk
Konflik ini timbul apabila individu menghadapi dua motif atu lebih yang kesemuanya mempunyai nilai positif bagi individu yang bersangkutan
2. Konflik geleng-geleng
Konflik ini timbul apabil individu menghadapi dua atau lebih motif yang kesemuanya mempunyai nilai negatif bagi individu yang bersangkutan.
3. Konflik geleng-angguk
Konflik ini timbul apabila organisme atau individu menghadapi objek yang mengandung nilai yang positif tetapi juga menganung nilai yang negatif.
Apabila individu menghadapi bermacam-macam motif ada beberap kemungkinan respons yang dapat diambil oleh individu yang bersangkutan yaitu :
1. Pemilihan atau penolakan
Dalam menghadapi berbagi macam motif atau objek individu dapat mengadakan pemilihan yang tegas
2. Kompromi
Apabila individu menghadapi dua motif atau objek, ada kemungkinan individu dapat mengambil respon yang bersifat kompromis dalm arti menggambungkan keduanya.
3. Ragu-ragu ( Bimbang )
Jika Individu diharuskan mengadakan pemilihan atau penolakan antara dua objek atau dua motif , maka kadang-kadang timbul kebimbangan atau keragu-raguan pada individu dalam mengadakan pemilihan tersebut ini terjadi dalam keadaan konflik.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Motif berasal dari bahas latin movere yang berarti bergerak atau to move ( Branca, 1964 ). Karena itu motif diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri organism yang mendorong untuk berbuat atau merupakan driving force.
Motivasi merupakan keadaan dalam diri individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa motivasi itu mempunyai 3 aspek yaitu :
1. Keadaan terdorong dalam diri organisme yaitu kesiapan bergerak karena kebutuhan misalnya kebutuhan jasmani, karena keadaan lingkungan, atau karena keadaan mental seperti berpikir dan ingatan.
2. Perilaku yang timbul dan terarah karena keadaan ini.
3. Goal atau tujuan yang dituju oleh perilaku tersebut.
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
• Walgito, Bimo. 2001. Psikologi Umum. Yokyakarta:ANDI
• Taufiq, Nurdjanah dan Agus Darma. 1983. Pengantar Psikologi Jilid II. Jakarta:Erlangga
• Kartono, Kartini. 1996. Psikologi Umum. Bandung:PT. MANDAR MAJU
• WhiteRington. 1982. Pengatar Psikologi Umum. Yokyakarta:ANDI Offset
Tidak ada komentar:
Posting Komentar