Kamis, 01 Juli 2010

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU GIZI DAN DIET

PRAKTIKUM II

I. Judul Praktikum:
PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN INDIVIDU
II. Tujuan praktikum
• Mahasiswa dapat menggunakan metode dietary record untuk mengukur kandungan gizi yang biasa di konsumsi.
• Mahasiswa dapat menilai kebiasaan makan mereka berdasarkan angka kecukupan gizi yang di anjurkan.

III. Dasar Teori
Penilaian konsumsi makanan dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan, mulai dari tingkat nasional, keluarga, dan individu.Pada tingkat nasional, konsumsi makanan digunakan untuk menghitung besarnya asupan setiap zat gizi rata-rata per dan juga menghitung ketersediaan pangan di lapangan baik itu sebagai kebutuhan pokok manusia seperti beras maupun kebutuhan untuk ternak misalnya saja untuk pakan ternak.Dari data pada tingkat nasional akan dilakukan kebijakan-kebijakan pangan secara nasional termasuk beberapa pangan yang harus diimport dari negara lain apabila produksi dalam negeri tidak mencukupi kebutuhan.
Pada tingkat rumah tangga, pengukuran konsumsi makanan salah satunya digunakan untuk mengetahui ketehanan pangan tingkat rumah tangga (household foodsecurity) yang ada dimasyarakat.Ketahanan pangan disini,sesuai dengan hasil rumusan kongres internasional gizi (di Roma tahun 1992) diartikan ”adalah kemampuan rumah tangga untuk memenuhi kecukupan pangan anggotanya dari waktu ke waktu agar dapat hidup sehat dan mampu melakukan kegiatan sehari-hari”.Dengan mengukur asupan makanan dalam rumah tangga juga akan diketahui distribusi makanan dalam rumah tangga (intrafamily food distribution). Pada daerah-daerah tertentu seorang bapak akan mempunyai prioritas utama dalam mengkonsumsi makanan-makanan yang kaya gizi (seperti susu, daging,telur), disamping itu pada beberapa tempat,mengutamakan anak laki-laki daripada anak perempuan,merupakan suatu kebiasaan pada tingkat konsumsi makanan pada rumah tangga.
Konsumsi makanan pada tingkat individu utamanya ditujukan untuk mengetahui cukup tidaknya asupan zat gizi dari setiap individu, kesukaan terhadap makanan tertentu,atau pantangan terhadap suatu makanan,tempat yang paling sering digunakan untuk mengkonsumsi dan jenis pengolahan makanan yang sering digunakan.Kesemuanya ini ada hubungannya dengan “gaya hidup”seseorang.Konsumsi makanan pada tingkat individu menjadi sangat penting apabila dihubungkan dengan pencegahan penyakit.Terapi suatu penyakit, dan pencegahan timbulnya efeksamping terutama pada penderita penyakit degenaratif seperti diabetes. Oleh seseorang yang pengukuran pada tingkat inividu kadang-kadang disebut dengan Evaluasi
Dalam tulisan ini akan dipaparkan secara singkat tentang penilaian konsumsi individu yang sering digunakan di lapangan baik itu pada individu yang sehat maupun yang sedang dalam perawatan.Beberapa formulir yang sering digunakan disertakan pada lampiran sedangkan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) ,dan kecukupan zat gizi yang dianjurkan ,yang digunakan sebagai pembanding, dapat dilihat pada beberapa buku gizi lainnya.
LANGKAH PENILAIAN KONSUMSI GIZI PERORANGAN
Ada 3 langkah yang dilakukan dalam melakukan penilaian konsumsi gizi perorangan.
• Pertama, adalah mengumpulkan informasi tentang asupan makanan/minuman dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
• Kedua, adalah mengukur nilai gizi pada setiap jenis makanan yang dikonsumsi oleh pasien.
• Ketiga, adalah membandingkan nilai gizi yang dikonsumsi dan kebutuhan yang diperlukan oleh pasien.
1. Mengukur asupan makanan dan faktor yang mempengaruhinya
Pengukuran asupan makanan seseorang dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode yang dipilih biasanya didasarkan pada tujuan yang ingin diperoleh dan adanya dana / fasilitas yang tersedia. Diantara metode yang sering digunakan ada yang mencari faktor-faktor yang mempengaruhi asupan makanan seseorang.Oleh karena itu, apabila tujuan yang ingin diperoleh ingin mendapatkan gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi asupan makanan maka metode sepeti ini yang harus digunakan. Tentu ini harus diserta dengan dana dan petugas yang tersedia. Dibawah ini akan diberikan beberapa metode yang sering digunakan yaitu 24-jam recall,food frequency,food diary dan diet history.
a. 24-jam recall
Metode ini merupakan metode yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu dengan meminta kepada individu untuk mengingat seluruh makanan yang dikonsumsi dalam 24 jam sebelumnya. Dengan keahlian wawancara yang baik semua makanan yang dikonsumsi sehari sebelumnya termasuk metode memasak dan nama dagang, sekaligus suplement seperti vitamin dan mineral, dicatat oleh pewawancara (petugas gizi) pada umumnya digunakan suatu formulir standar untuk mempermudah pewawancara (contoh tarlampir).beberapa keterbatasan dalam penelitian ini termasuk tidak bisa dilakukan pada pasien dengan daya ingat yang lemah seperti orang tua dan anak-anak. Disamping itu harus diwaspadai adanya “flat slope syndrome“ dimana pasien melakukan overestimasi makanan yang sedikit dikonsumsi dan underestimasi makanan yang banyak dikonsumsi.Hal ini terjadi akibat keinginan pasien melaporkan hal yang baik. Dengan demikian metode ini tergantung pada memori pasien, kemampuan untuk memberikan estimasi yang tepat terhadap ukuran yang di konsumsi, motivasi pasien, serta ketekunan pewawancara.
Untuk mempermudah pewawancar dan responden dalam memberikan jumlah makanan yang di konsumsi maka di gunakan “Food Model”. Alat ini terdiri dari beberapa bentuk ( model ) makanan yang seringkali dikonsumsi dengan beberapa ukuran yang sering digunakan. Umumnya ukuran yang digunakan adalah ukuran sedang. Setiap model telah dilengkapi dengan kandungan zat gizi yang sesuai sehingga memudahkan dalam menilainya. Kadang-kadang “food model”ini diganti dengan “potret”dari makanan tersebut. Hal ini memudahkan dalam hal pelaksanaan wawancara ditampat yang jauh karena tidak pelu membawa “model”tersebut kemana-mana, walaupun dalam hal kegunaannya dilapangan tetap “food model” yang lebih baik.
b. Food diary (food record)
Metode ini ingin memperoleh kebiasaan makanan yang lebih akurat dari individu. Dengan metode ini seseorang diminta mencatat semua makanan yang dikonsumsi pada periode tertentu.umumnya 3-5 hari.Seperti halnya metode sebelumnya, pasien diminta mencatat makanan yang dikonsumsi dengan menggunakan ukuran rumah tangga.Metode ini lebih akurat dari metode 24-jam recall apabila ingin diketahui rata-rata asupan atau kebiasaan makan individu. Akan tetapi metode ini memerlukan kerja sama yang baik dengan individu sehingga pada mereka yang tidak bisa menulis dan membaca atau mereka dengan tingkat pendidikan yang rendah metode ini tidak dapat digunakan. Pada metode ini tempat dari setiap makanan dikonsumsi dicatat. Hal ini perlu oleh karena dari informasi ini dapa dilihat apakah ada kebiasaan-kebiasaan dari seseorang dalam mengkonsumsi makanan-makanan tertentu. Seringkali kebiasaan-kebiasaan seperti ini dapat dihubungkan dengan asupan kalori atau zat gizi tertentu yang berlebihan atau berpengaruh negatif pada kesehatan. Denagan mengetahui kebiasaan-kebiasaan ini maka dapat dilakukan terapi perilaku agar mereka dapat merubah kebiasaan tersebut sehingga memperoleh jumlah atau konsumsi makanan yang seimbang, adekuat, atau yang tidak merugikan kesehatan.
c. Food frequency
Metode ini agak berbeda dengan kedua metode diatas karena yang diperoleh dari metode yang ketiga ini adalah informasi kualitatif dari pola makan dalam jangka waktu yang lama. Daftar jenis makanan diberikan/dikemukakan dan individu atau pasien diminta memberi jawaban frekuensi mengkonsumsi dari makanan tersebut apakah setiap hai, setiap minggu, setiap bulan , atau setiap tahun. Metode ini dapat dilakukan dengan cepat baik diisi sendiri oleh pasien (yang kooperatif) atau dengan wawancara.
Kadang-kadang frekuensi konsumsi dari setiap jenis makanan diberikan skor dan dengan skor dapat dilakukan perhitungan asupan sehingga dapat diketahui estimasi asupan dari orang tersebut. Disamping itu, dari metode ini dapat dibedakan meraka yang mengkonsumsi suatu makanan tertentu pada tingkat yang rendah, sedang atau tinggi.Cara seperti ini yang paling sering digunakan oleh para ahli epidemiologi gizi dalam melihat hubungan asupan makanan dengan terjadinya suatu penyakit pada suatu populasi.
d. Diet history
Metode ini paling baik digunakan apabila ingin mengetahui informasi kebiasaan asupan makanan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.Ada 3 komponen yang ecakup dari metode ini yaitu 24-jam recall, food frekuensi, dan wawancara mendalam. Seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa metode 24 jam recall merupakan metode sederhana untuk memperoleh gambaran pola makan secara umum dan Food frekuensi disini di gunakan untuk melakukan “Cross Check” tentang informasi yang di peroleh dari metode sebelumnya dengan menanyakan frekuensi konsumsi jenis makanan yang di ketahui dari metode 24 jam recall.
2. Estimasi nilai gizi
Hasil asupan makanan yang di peroleh di atas pada umumnya di teruskan dengan estimasi kandungan nilai gizi yang ada di dalamnya. Dengan estimasi ini dapat di ketahui apakah pasien mempunyai resiko mal nutrisi untuk zat gizi tertentu. Ada 2 metode yang sering di gunakan yaitu menggunakan daftar penukar bahan makanan (Food Exchanges list) dan dengan menggunakan daftar komposisi bahan makanan.
Cara pertama adalah dengan menggunakan sistem pengelompokan makanan yang mengandung nilai gizi yang hampir sama dan fungsinya terhadap tubuh. Asumsi ini di dasari bahwa konsumsi makanan dengan jumlah yang cukup dari setiap group akan menberikan kandungan protein, kalsium, iron dengan vitamin yang cukup.
Daftar penukar bahan makanan pada mulanya di peruntukan pada pasien diabetes akan tetapi akhir-akhir ini di gunakan juga pada pasien lainnya. Daftar bahan penukatr ini dapat di peroleh pada beberapa buku gizi yang tersedia. Dengan daftar yang ada, kecukupan asupan protein dan energi dapat di ketahui.
Cara kedua adalah dengan menggunakan daftar konsumsi bahan makanan (DKBM). Cara ini lebih banyak di gunakan karena dengan bantuan komputer hasil analisis dengan cepat dapat di peroleh.
3. Evaluasi kecukupan diet
Apabila nilai gizi yang terkandung dalam makanan telah di ketahui, maka tibalah saatnya untuk mengetahui apakah asupan makanan pasien sesuai dengan kebutuhannya.Pada pasien dengan kondisi normal (tidak sakit) dapat di gunakan akan kecukupan energi yang di rekomendasi sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitasnya (atau Reccommended Dietary Allowances) pada pasien yang memerlukan asuhan nutrisi khusus (sehubungan dengan penyakitnya) maka hasil evaluasi ini akan di gunakan dalam perencanaan asuhan nutrisi.

IV. Bahan yang di gunakan
1. Formulir pencatatan makanan (dietary record) 3 buah
2. Formulir penilaian konsumsi makanan
3. Formulir penilaian rata-rata konsumsi
4. Daftar komposisi bahan makanan
5. Angka kecukupan gizi yang di anjurkan

V. Cara Pengukuran
1. Subjek di minta mencatat, pada saat mengkonsumsi seluruh makanan dan minuman yang di konsumisi pada periode waktu tertent.
2. Deskriptif detail tentang seluruh makanan dan minuman yang di konsumsi ( termasuk nama dagangnya) dan metode pembuatannya di catat.
3. Makanan campur seperti gado-gado harus di ketahui masing-masing bahannya, dan berat/ jumlah terakhir setelah di masak harus di catat, apabila memungkinkan.
4. Ukuran porsi dapat di taksir oleh responden dengan menggunakan beberapa cara tergantung dari presisi ( tingkat ketepatan ) yang di inginkan.
5. Ukuran RT yang sudah terstandarisasi seperti mangkok, sendok, serta luas (dalam cm) dari daging atau kue cake, dapat di gunakan.
6. Pengukuran biasanya di rubah ke gram oleh peneliti sebelum menghitung intake zat gizi.
7. Kesalahan dapat terjadi bila ada ketidakmampuan responden menghitung ukuran porsi yang di konsumsi dan akibat kesulitan yang berhubungan dengan konversi penafsiran volume untuk jumlah dalam gram.
8. Biasanya subjek (orang tua anak, pengasuh anak) dapat melengkapi formulir yang di berikan walaupun pada negara berkembang seorang petugas lapangan dapat mengerjakannya.
9. Jumlah hari yang di perlukan pada umumnya 3,5,6 hari.
10. Hari di akhir pekan (sabtu dan ahad) harus di masukian dalam penelitian.
11. Belum ada kesepakatan berapa hari yang di perlukan untuk mencatat sehingga menberikan estimasi yang paling terpat untuk intake rata-rata.




VI. Pembahasan (Hasil pencatatan)

FORMULIR FOOD DIARY
Hari/tanggal: Rabu, 26 Mei 2010
Nama pasien: Cindra
Tempat
Makan Waktu Makanan dan minuman
Yang dikonsumsi Nama dagang Jumlah (g)
Rumah 07.20 – 07.35 Nasi putih 1gelas
ikan segar 2 ekor
air putih 2 gelas Beras bulog 100 gram
75
1000
Rumah 12.30-12.45 Nasi putih 2 gelas
Ikan segar 1 ekor
Sayur daun papaya
Air putih Beras bulog
125
40
100
1000
Rumah 19.05 – 19.20



22.00-22.03 Nasi putih ¾ gelas
Ikan segar 1 ekor
Sayur pisang
Air putih 2 gelas
Air putih 1 gelas Beras bulog
75
40
100
1000
1000






FORMULIR FOOD DIARY
Hari/tanggal: Kamis, 27 Mei 2010
Nama pasien: Cindra
Tempat
Makan Waktu Makanan dan minuman
Yang dikonsumsi Nama dagang Jumlah (g)
Rumah 06.30-06.45 Nasi putih
Tempe
Tahu
Terung
Air putih Beras Bulog
100
25
50
50
1000
Kantin 12.25-12.45 Soto Mie
Air putih 250
1000
Rumah 18.45-19.00 Nasi putih
Tempe
Tahu
Terung
Air putih
75
25
50
50
1000






FORMULIR FOOD DIARY

Hari/tanggal: Jum’at, 28 Mei 2010
Nama pasien: Cindra
Tempat
Makan Waktu Makanan dan minuman
Yang dikonsumsi Nama dagang Jumlah (g)
Rumah 07.00-07.15 Nasi putih 1 gelas nasi
Kuah Sup I sendok makan
Ayam 2 potong
Daging I potong sedang
Air putih 2 gelas Beras bulog 100
20
50
50
1000
Rumah 13.05 – 13.25 Nasi putih 2 gelas nasi
Ikan 1 ekor
Kentang ½ biji
Air putih
Beras bulog 125
40
50 gr
1000
Rumah 19.00 – 19.17 Nasi putih ¾ gelas
Ikan I ekor
Terung
Air minum
75
40
20
1000






FORMULIR FOOD DIARY

Hari/tanggal: Sabtu, 29 Mei 2010
Nama pasien: Cindra
Tempat
Makan Waktu Makanan dan minuman
Yang dikonsumsi Nama dagang Jumlah (g)
Rumah 07.16-07.33 Roti, mentega,misis 20 gram
Rumah 12.05 – 12.45 Nasi putih
Kangkung
Ayam
Daging
Air putih 125 gram
30
50
50
1000
Rumah 19.00 – 19.30 Nasi putih
Kangkung
Ayam
Air putih
75
30
50
1000









FORMULIR FOOD DIARY

Hari/tanggal: Minggu, 30 Mei 2010
Nama pasien: Cindra
Tempat
Makan Waktu Makanan dan minuman
Yang dikonsumsi Nama dagang Jumlah (g)
Rumah 07.16 - 07.33 Roti, mentega,misis 20 gram
Rumah 12.05 – 12.45 Nasi putih
Ikan
Sayur nangka
Air putih 125 gram
40
20
1000
Rumah 19.00 – 19.30 nasi putih
ikan
sayur nangka
air putih
air putih 75
30
20
1000
1000











FORMULIR FOOD FREQUENCY
Nama pasien : Cindra Tanggal :
Jenis Makanan Jumlah Perhari Jumlah perminggu Jarang Tidak pernah
Nasi
Jagung
Ubi-ubian
Roti

Ikan besar
Ikan kecil
Udang/shellfish lainnya
Daging
Kambing/sapi/lainnya
Daging Ayam
Jeroan/Hati
Ikan kering

Telur
Tempe
Tahu
Kacang-kacangan
Susu
Ice-cream
Mentega


Sayuran daun hijau
Sayuran warna kuning
Sayuran lainnya
Buah-buahan
Permen
Kopi
The
Soft drink
alkohol 3-4X/hari






















1-2x/hari


1X/hari




1-3X/minggu
5-7X/minggu








1-2X/minggu
2-3x minggu
2-4x/minggu






2-3X/minggu
2-3X/minggu
Jarang
Jarang
Jarang

jarang

jarang
jarang
jarang
jarang
jarang
Jarang

jarang



jarang
jarang
Jarang


jarang



Jarang
Jarang
Jarang
Jarang
































Tidak pernah


Pertanyaan : apakah ada makanan lainnya yang tidak tercantum diatas dan biasa dikonsumsi?
Jalaban : ada, yaitu balabinthe, milu siram.














VII. Kesimpulan
Penilaian konsumsi Sangay dibutuhkan terutama untuk mengetahui kebiasaan makan seseorang serta factor –faktor yang mempengaruhinya. Ada tiga langkah yang harus dilakukan sehubungan dengan penilaian konsumsi, dan membandingkan zat Gizo yang dikonsumsi tersebut dengan standar yang telah ada.
Dari tiga tahap diatas, pengukuran asupan makanan dan factor-faktor yang mempengaruhinya adalah Sangat penting karena tidak saja ingin mengetahui nilai Gizo yang biasa dikonsumsi akan tetapi karena berbagai factor yang mempengaruhi asupan makanan dalam jangka waktu yang lama. Dengan adanya informasi ini maka gaya hidup seseorang yang negatif atau yang dapat mengakibatkan statu penyakit dapat dicegah dan sebaliknya gaya hidup yang positif harus dipertahankan untuk memperoleh hidup sehat dan sejahtera.

VIII. Daftar Pustaka
Gibson, RL. Nutricional Assossment. Oxford: Oxford University Press. 1989.
Gibson, RL. Nutritional Assessment. A laboratory manual. Oxford: Oxford University Press, 1993.
Lee RD dan Nieman DC. Nutricional Assossment. Second edition. New York: Mosby. 1996.
Mahan LK dan Arifin M. nutricional Care Process. In: Krause’s Foo, nutrition and Diet Therapy. Edisi ke-8. London:W.B. Saunders Company, 1992. hal. 415-430.
Starker PM. Nutritional assessment of the hospitalized patient. Advances in Nutritional Research 1990;8:09-118.






Jawaban pertanyaan :
1. bandingkan hasil yang diperoleh diatas dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan yang sesuai dengan umur, berat badan, dan aktivitas anda (umumnya aktivitas sedang). Apakah kebiasaan konsumsi anda sudah mencukupi?
Jawaban :
Setelah saya mengukur konsumsi makanan saya selama 5 hari ternyata hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan angka kecukupan gizi rata-rata yang dibutuhkan. Untuk remaja yamg berusia 18 tahun dan mempunyai berat badan 56 Kg serta mengerjakan aktifitas yang sedang, seharusnya saya membutuhkan 2500 kkal setiap harinya , akan tetapi makanan yang saya konsumsi hanya dapat memberikan energi sebanyak < 1500 kkal/hari.
Pada kebutuhan protein, kadang saya kekurangan atau malah kelebihan dari angka kecukupan gizi rata-rata yang dibutuhkan. Yang saya butuhkan seharusnya sebanyak 66 g, tetapi konsumsi makanan saya menghasilkan protein < 66 yaitu 59.2 dan >66 yaitu 148.2
Pada kebutuhan vitamin C, hasil yang diperoleh dari makanan yang di konsumsi jauh lebih kecil dari angka kecukupan rata-rata yang dibutuhkan yaitu 60 gr, adapula yang lebih dari 60 gram.
Ternayata makanan yang selama ini saya konsumsi belum dapat memenuhi angka kecukupan rata-rata yang dibutuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar